Tegu, Kadal Raksasa Asal Argentina di Sato Land Arunika Palutungan

Tegu, Kadal Raksasa Asal Argentina di Sato Land Arunika Palutungan

Khotim memperlihatkan Tegu, kadal raksasa dari Amerika Latin yang menjadi koleksi Sato Land Mini Zoo Arunika Palutungan. (Bubud Sihabudin)--

Radarkuningan.com, KUNINGAN-  Arunika, sejak dikenalkan ke publik akhir tahun lalu,  perlahan menjelma menjadi wisata dengan beragam pilihan wahana. Objek wisata ini berada di kawasan Palutungan, Desa Cisantana Kecamatan Cigugur, Kabupaten Kuningan. 
 
Dengan bangunan bercorak kebudayaan Jepang, lokasi ini menjanjikan sensasi baru bagi pengunjung, layaknya berwisata ke negeri sakura. Gebrakan awal Arunika Eatery, adalah tempat kuliner outdoor dan semi outdoor. Arunika sukses menghadirkan suasana baru, tentu menjadi buruan penggemar swafoto. Setelah kuliner, wisata terintegrasi sepertinya menjadi konsep manajemen.
 
 
Manajer Arunika Eatery, Dika menuturkan, sebuah wahana baru mulai diperkenalkan untuk kepuasan pengunjung. Dika menyebutnya dengan mini zoo. Kebun binatang mini di lahan seluas 600 m², bersebelahan dengan lokasi kuliner.
 
"Yang terbaru kita buka mini zoo bernama Sato Land. Selain kuliner bertematik Jepang, pengunjung dapat melihat satwa", jelas Dika, Sabtu 14 Januari 2023.
 
 
Memasuki Sato Land, pengunjung akan disambut 'keeper' Khotim. Dia bertugas merawat dan mengembangkan lokasi mini zoo. Ada beberapa tempat satwa yang kami saksikan. Khotim menyebut dipertengahan Januari ini, Sato Land sedang diuji coba menunggu semua bangunan selesai dikerjakan.
 
"Ini sebenarnya Petting Zoo, untuk binatang pet yang sering dipelihara masyarakat. Tapi ada juga satwa liar namun jangan khawatir, semua satwa di Sato Land sangat jinak", terang Khotim.
 
 
Mulai dari kandang kelinci, dengan beberapa jenis kelinci, mini dan giant. Kemudian kandang  kayu, dan lubang-lubang tempat kelinci bersarang pada malam hari.
 
"Pengunjung dapat mempelajari cara merawat kelinci, cara memegang yang baik, serta edukasi tentang satwa tersebut, ada jenis kelinci lokal maupun luar negeri " jelasnya.
 
Beralih ke kandang berikutnya, Keeper menunjukkan sepasang Kura-Kura Buaya. Berasal dari Kanada. Lengkap dengan sarang, kolam kecil  dan tempat berpasir, disinilah telur kura kura akan disimpan induknya.
 
 
Tegu, sejenis kadal berukuran besar, yang biasa disebut kadal Argentina. Reptil ini asal Amerika Selatan. Untuk membuktikan keramahan kadal ini, Khotim membuktikan sendiri dengan mengambilnya dari sarang dan mengaisnya. Tak ada gerakan reaktif saat disentuh. Kadal ini justru seperti  nyaman, di tangan manusia.
 
"Tegu, kadal yang sangat friendly dengan manusia. Dibanding kadal lainnya dia nggak pernah nyakar, lembut sekali perangainya. Kami punya dua jenis ada 'black and white' serta red tegu. Termasuk Omnifora makan buah atau daging," ujarnya.
 
 
Berikutnya sebuah kandang berisi pohon. Ternyata didalamnya terdapat sejenis serangga unik asal Indonesia. Yaitu serangga daun dan serangga ranting. Khotim membuktikan keramahan serangga ini dengan menempelkan ditangan dan di bajunya.
 
Di kandang selanjutnya, Khotim memegang Tokek Gurun dari Timur Tengah,  Tokek ini memiliki warna dan corak berbeda-beda. Ada pula Sua Layar, sejenis kadal primitif. Sekilas bentuknya mengingatkan pada hewan di film Jurasic Park.
 
"Sua Layar asli Sulawesi dan sekitarnya, Ini juga jinak mas. Makanan alaminya serangga, sayuran," kata Khotim.
 
Disudut lainnya terdapat kolam berisi ikan berukuran kecil. Bernama Doctor Fish, berasal dari Timur Tengah. Kolam ini dibuat untuk terapi ikan.
 
 
"Terakhir ini ada Rusa Timor. Kita beli beberapa ekor  disertai izin resmi dari BKSDA, rekomendasi dokter hewan juga. Bisa dilihat ada tanda, itu menandakan telah melewati proses perijinan," imbuhnya.
 
Khotim berharap, keberadaan Sato Land menjadi wahana edukasi  bagi anak maupun dewasa. Tim Sato Land siap menyambut jika ada pihak sekolah di berbagai jenjang, berminat belajar bersama. 
 
"Kami akan melayani setiap pengunjung, baik anak sekolah maupun umum. Sebenarnya untuk masuk ke sini cukup bayar untuk beli pakan saja. Dengan sarana yang ada, Sato Land diharapkan dapat mengembangbiakan beberapa jenis hewan," pungkas dia. (Bubud)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: