Wamendes PDT Puji Paguyuban Silihwangi Majakuning, Contoh Inspiratif Pelestarian Hutan Berbasis Masyarakat

Wamendes PDT Puji Paguyuban Silihwangi Majakuning, Contoh Inspiratif Pelestarian Hutan Berbasis Masyarakat

Paguyuban Silihwangi Majakuning diapresiasi Wamendes PDT atas peran menjaga hutan Ciremai, tingkatkan ekonomi desa, dan jadi inspirasi konservasi.--

KUNINGAN, RADARKUNINGAN.COM – Kiprah Paguyuban Silihwangi Majakuning dalam mendukung Kelompok Tani Hutan (KTH) dan Masyarakat Peduli Api (MPA) di sekitar Taman Nasional Gunung Ciremai mendapat apresiasi.

Salahsatunya dari Wakil Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Wamendes PDT), Dr. Ahmad Riza Patria, MBA.

Melalui sebuah video singkat yang dibagikan di akun resmi Paguyuban pada Kamis 4 September 2025, Riza Patria menyampaikan rasa kagumnya terhadap konsistensi paguyuban tersebut.

Ia menilai, upaya menjaga kelestarian lingkungan yang dibarengi dengan peningkatan ekonomi desa menjadi wujud nyata kontribusi masyarakat bagi pembangunan berkelanjutan.

BACA JUGA:Penjaringan Calon Ketua DPC PDIP Kuningan Sampai Kapan?

BACA JUGA:Lena Herlina Kandidat Calon Ketua DPC PDIP Kuningan

“Kolaborasi bersama KTH dan MPA telah menunjukkan bukti nyata bahwa pelestarian alam bisa sejalan dengan penguatan ekonomi desa. Semoga semangat ini bisa ditiru kelompok lain di berbagai daerah,” ujarnya.

Ucapan itu disambut penuh syukur oleh Ketua Paguyuban Silihwangi Majakuning, Edi Syukur.

Menurutnya, dukungan pemerintah pusat menjadi motivasi besar bagi para petani hutan yang selama ini bekerja tanpa banyak sorotan publik.

“Kami berterima kasih kepada Pak Wamen atas pengakuan ini. Selama ini paguyuban fokus menjaga hutan, melakukan penanaman, hingga pencegahan kebakaran. Walau jarang terekspos, akhirnya peran KTH mendapat pengakuan,” tutur Edi.

BACA JUGA:Warga Kuningan Harus Tahu, Bahasa Sunda Tidak Hanya Digunakan Di Jawa Barat? Berikut Fakta Unik Bahasa Sunda!

BACA JUGA:Pencuri Preteli Mesin Mobil Hingga Kosong, Diangkut Pakai Taksi Online

Lebih lanjut, Edi menjelaskan bahwa hasil hutan non-kayu (HHBK) kini mulai memberikan tambahan penghasilan bagi anggota. Dari 30 desa penyangga Gunung Ciremai, sekitar 1.000 orang terdaftar sebagai anggota, dengan 860 di antaranya aktif di KTH.

“Dengan adanya hasil dari hutan non-kayu, anggota bisa meningkatkan taraf hidupnya. Bahkan ada kegiatan sosial seperti arisan petani yang rutin digelar. Semua dijalankan secara mandiri tanpa subsidi,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber:

Berita Terkait