Kadin Kuningan Berbagi Peluang Investasi dengan Jatim

Kamis 22-08-2019,15:37 WIB
Reporter : Dedi Darmawan
Editor : Dedi Darmawan

KUNINGAN - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kuningan mendapat kehormatan mengikuti East Java Opportunities Investment Business Forum yang digelar Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Jawa Timur (Jatim), di Gino Feruci Hotel Bandung, akhir pekan kemarin. Agenda dua hari tersebut, diawali welcome party, dilanjut sharing potensi peluang investasi Jatim. Dalam pembukaan pun terdapat sejumlah penampilan berkaitan dengan investasi. Empat pengurus Kadin Kuningan ditugaskan berangkat ke Jatim, yakni Ketua Uba Subari Ak, Wakabid OKK Purnama, Komite Tetap Hubungan Antar Anggota Nono Sujiono dan Direktur Eksekutif (DE) Tatang Azhari. Jatim sendiri lebih mengeksplor potensi investasi Kabupaten Trenggalek, Situbondo, dan Blitar. Narasumber dari Kabupaten Situbondo, Puguh Wardoyo, mengajak para investor untuk melihat, menganalisis potensi investasi Situbondo. Selain pertanian, perkebunan, perikanan, peternakan, ada banyak potensi besar pariwisata. Utamanya, destinasi bentang Pantai Pasir Putih sepanjang 3 km di Pantura. “Pantai Pasir Putih tersohor di Jatim. Letaknya strategis, sudah banyak pengunjung, airnya bening. Bisa menyelam dan berperahu dengan ombak yang tenang. Juga memiliki terumbu karang bagus untuk diselami,” beber dia Sementara itu, Ketua Kadin Kuningan Uba Subari mengakui potensi besar investasi di tiga kabupaten Jatim itu. Tidak berbeda jauh dengan potensi investasi Kuningan. Baik pertanian, pariwisata dan lainnya. “Bagi Kadin, potensi tiga daerah Jatim tersebut bermanfaat sebagai bahan perbandingan, maupun bahan ekspos jika ada pengusaha Kuningan ingin berinvestasi di sana,” ungkap Uba diamini Wakabid OKK, Purnama. Purnama menegaskan, berbicara investasi bukan hanya persoalan menggali hingga ekspos potensi atau hanya insentif pemerintah, tapi lebih kepada ada atau tidak kepastian hukum, jaminan keamanan, kelangsungan dan pengembangan usaha investor itu sendiri. “Setelah itu, baru insentif. Misal infrastruktur pendukung, seperti akses jalan dan lain-lain. Termasuk pajak,” jelas penerima Penghargaan Pembayar Pajak Berprestasi 2016 tersebut. (muh)

Tags :
Kategori :

Terkait