KUNINGAN-Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kuningan mencatat jumlah bencana alam yang terjadi di Kabupaten Kuningan selama awal tahun 2020 ini sudah mencapai 39 kejadian. Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Kuningan Agus Mauludin mengatakan, kejadian bencana alam terbanyak terjadi pada sepekan terakhir ini akibat hujan yang turun hampir setiap hari. Adapun bencana alam yang paling banyak terjadi adalah tanah longsor sebanyak 31 kejadian, disusul angin kencang ada empat kejadian, rumah ambruk dua kejadian, satu kejadian kebakaran rumah dan satu bencana pergerakkan tanah. \"Yang terbaru kami menerima laporan kejadian bencana di Kecamatan Hantara yaitu tanah longsor di Desa Citapen dan rumah ambruk di Desa Bunigeulis. Hingga tanggal 22 Januari ini berarti sudah terjadi 39 kejadian bencana di Kabupaten Kuningan,\" ungkap Agus. Agus mengatakan, hujan yang terjadi hampir setiap hari mengguyur wilayah Kabupaten Kuningan berdampak bencana tanah longsor di beberapa wilayah kawasan perbukitan. Beruntung, kata Agus, dari sekian banyak kejadian bencana alam tersebut tidak sampai berdampak kerusakan serius, melainkan hanya menyebabkan beberapa rumah terancam terbawa longsor. \"Daerah yang paling banyak terjadi bencana adalah daerah Selatan Kuningan, seperti Hantara, Selajambe dan Cilebak. Namun demikian, Alhamdulillah semua bencana tersebut masih dalam kategori kecil yang menyebabkan beberapa rumah terancam longsor kalaupun ada yang terdampak ada beberapa rumah warga yang mengalami retak-retak di tembok dan lantai,\" papar Agus. Di antaranya yang terjadi di Desa Pakapasan Girang, kata Agus, ada tiga rumah warga yang terdampak pergerakkan tanah, dua rusak ringan dan satu lainnya terbilang berat. Adapun rumah ambruk di Desa Bunigeulis, kata Agus, terjadi akibat kondisi rumah yang atapnya sudah lapuk akhirnya ambruk setelah diguyur hujan terus-terusan. \"Semua kejadian kebencanaan tersebut sudah mendapat penanganan tim BPBD dibantu perangkat desa dan warga serta anggota TNI/Polri untuk tindakan darurat seperti pembersihan material longsor dan perbaikan rumah. Kecuali yang kondisinya sudah rusak berat, terpaksa diungsikan ke tempat yang lebih aman seperti ke rumah saudaranya atau tetangga,\" ungkap Agus. Agus menambahkan, berdasarkan prakiraan cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan musim hujan masih akan terus terjadi dengan puncaknya pada Februari mendatang. Oleh karena itu, pihaknya pun mengimbau kepada seluruh masyarakat Kabupaten Kuningan untuk selalu berhati-hati dan waspada terdahap segala kemungkinan kebencanaan yang terjadi di wilayahnya. Terutama yang tinggal di daerah perbukitan agar berhati-hati dari bencana tanah longsor dan pergerakkan tanah atau yang tinggal di sekitar aliran sungai waspada dari kemungkinan banjir bandang saat hujan turun sangat deras dan durasinya cukup panjang. \"Puncak musim hujan dengan intensitas tinggi diprediksi terjadi hingga bulan Februari nanti, namun Pemerintah Kabupaten Kuningan sudah menetapkan status siaga darurat bencana banjir dan longsor hingga bulan Mei nanti. Oleh karena itu kami mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk selalu waspada terhadap segala potensi bencana, terutama yang tinggal di daerah perbukitan untuk bisa membaca kondisi lingkungannya. Jangan buang sampah sembarangan apalagi ke sungai yang bisa menyebabkan sumbatan dan akhirnya menimbulkan bencana banjir,\" pungkas Agus.(fik)
Tiga Pekan, BPBD Catat Sudah 39 Terjadi Kejadian Bencana
Kamis 23-01-2020,10:00 WIB
Editor : Dedi Haryadi
Kategori :