KUNINGAN - Kesan perantau sebagai pembawa virus corona (Covid-19) ke kampung halamannya, disesalkan banyak perantau. Mereka meminta pemkab maupun masyarakat lain, tidak terlalu memojokan perantau. “Tolong hargai perasaan kami perantau. Jangan membagi-bagikan kalimat-kalimat yang seolah memojokan perantau. Jangan membuat mental kami semakin jatuh,” keluh Abel Wabostok, perantau asal Desa/Kecamatan Hantara kepada Radar Kuningan, Minggu (5/4). Ia ingin masyarakat Kuningan di daerah, juga merasakan keadaan para perantau seperti dirinya di Jogjakarta seperti apa. Ia tidak tahu apakah besok masih ada warung makan buka atau tukang sayuran yang masih berjualan. Sedangkan pekerjaan semua diberhentikan, meskipun bersifat sementara. “Kami tidak kerja, darimana kami dapat uang,” keluhnya lagi. Ia bersama perantau lain, menyadari lebih memilih bertahan di Jogjakarta demi keselamatan dan kesehatan keluarga di kampung. “Tapi kami mohon hargai perasaan kami. Ayo kita saling memberi semangat agar kita bisa bersama melewati musibah ini,” ungkap Abel. Yudi Setiabudi (40), perantau asal Desa Cilebak, juga meminta siapapun untuk tidak terlalu memojokan perantau yang sudah mudik. Kata dia, perantau mudik sudah puluhan ribu. Tidak semua perantau mudik juga membandel, tidak taat peraturan pemerintah. “Kami semua di sini taat peraturan, kami juga takut corona,” tandas Yudi Bagi perantau mudik yang masih belum menaati kebijakan pemerintah, dimohon dia untuk segera menyadari bahwa penanganan Covid-19 ini tidak enteng. Sebagai perantau mudik, Ia menyadari risiko besar yang dikhawatirkan pemerintah daerah juga masyarakat umumnya yang keseharian tinggal di Kuningan. Apalagi perantau mudik yang pulang dari zona merah, seperti Jakarta. “Ada yang bandel, banyak juga yang tidak. Jadi jangan sama ratakan semua perantau tidak taat aturan pemerintah,” ujar dia. Wakil Bupati Kuningan HM Ridho Suganda menyatakan, semakin banyak perantau mudik dari kota-kota besar, secara otomatis menambah angka Orang Dalam Pengawasan (ODP) Covid-19 di Kabupaten Kuningan. Sebab itu, Ia meminta para petugas posko Siaga Covid-19 lebih waspada. “Para perantau sudah banyak mudik dan berstatus ODP. Jadi harus siap-siap dalam 14 hari ke depan. Kepada para petugas jaga posko, tim medis, kades dan kita semua harus lebih waspada,” imbau wabup di sela memantau Posko Check Point Perbatasan Wabup berpesan, tenaga medis sebagai garda terdepan dalam penanganan pasien Covid-19, harus menjaga stamina dan kesehatan. “Perang kita sebenarnya ada di 14 hari ke depan. Untuk itu kepada para perawat dari medis agar selalu jaga stamina dan kesehatan. Jangan sampai peperangan belum dimulai, para perawat kita sudah tumbang duluan,” kata dia.(tat)
Harap Jangan Pojokan Perantau Mudik
Senin 06-04-2020,10:40 WIB
Editor : Leni Indarti Hasyim
Kategori :