Stop Rapid Test, Pulihkan Ekonomi Kuningan

Rabu 22-07-2020,08:23 WIB
Reporter : Yuda Sanjaya
Editor : Yuda Sanjaya

KUNINGAN – Anggota Fraksi PAN DPRD Kuningan, Drs Toto Suharto SFarm Apt, meminta Pemkab Kuningan untuk menyetop kegiatan rapid test dan swab test massal yang saat ini gencar dilakukan. Ia menyarankan agar lebih baik anggaran tersebut dialihkan untuk pemulihan ekonomi. Pernyataan Toto ini disampaikan kepada Radar Kuningan di gedung DPRD, Selasa (21/7). Bahkan ia menyebut rapid test massal justru telah membuat resah masyarakat, di tengah ekonomi yang semakin terpuruk. “Covid-19 anggap saja sebagai persahabatan sebelum ada vaksin dan obatnya. Ngapain rapid test massal, kan tidak bisa menentukan orang itu terinveksi Covid-19, tapi hanya untuk ketahanan daya tubuh saja,” kata Toto. Ia pun menyoroti adanya kejadian setelah rapid test kepada para anggota dewan, ternyata ada perbedaan hasil yang mencolok. Karena rapid test yang dilakukan tim Dinkes Kuningan kedapatan satu anggota dewan hasilnya reaktif, namun setelah diperiksa lagi beberapa jam kemudian di tempat lain ternyata hasilnya non reaktif. “Bagaimana pun juga rapid test ini buatan manusia, dari situ ada bahan reagennya juga. Tentunya bukan menjadi patokan utama, bisa saja raegennya error. Jadi, yang paling utama di Kuningan ini tidak harus melakukan rapid test massal, tentunya yang harus dilakukan itu untuk yang sudah bergejala saja sesuai dengan protokol kesehatan. Lebih baik anggaran ini dialihkan untuk pemulihan ekonomi saja,” sarannya lagi. Setelah dirinya turun ke lapangan saat reses beberapa waktu lalu, ternyata banyak ditemukan masyarakat yang sudah tertatih-tatih dalam menjalankan roda perekonomian. Terlebih dengan adanya isu-isu yang positif Covid-19, menurutnya masyarakat cukup banyak yang terhenti dari kegiatan mencari nafkah sehari-hari. “Di masyarakat itu ada kekhawatiran, ada ketakutan. Kuningan akan lebih terpuruk kalau itu selalu dikembangkan, apalagi ada hasil rapid test positif, tapi beberapa waktu setelah diswab ternyata negatif. Saya rasa ini hanya buang-buang anggaran saja. Kalau mau yang bergejala saja, ini kan banyaknya OTG, itu kan sulit untuk memprediksi,” ungkapnya. Yang terpenting dalam penanganan Covid-19 di Kabupaten Kuningan ini, lanjut Toto, kembalikan saja kepada diri masing-masing, namun harus tetap melaksanakan protokol kesehatan seperti dibiasakan menjaga jarak, rajin mencuci tangan pakai, pola hidup sehat, hindari kerumunan, dan lainnya, karena untuk Covid-19 itu hingga kini belum ada vaksin dan obatnya. “Makanya kembali saja kepada diri masing-masing, kecuali kalau sudah ada obatnya. Dalam rapid test itu sebaiknya yang bergejala saja, kan sudah ada ketentuannya, suhu sekian derajat, dan lain-lain. Kalau tidak bergejala, kenapa harus diperiksa?. Buang-buang uang, sekarang mah uang kasihin saja ke rakyat,” ketusnya. Dia kembali menyebut saat ini cukup banyak UKM (Usaha Kecil Menengah) yang sudah mau gukung tikar. Ia mendorong Pemkab Kuningan untuk mengembalikan kekuatan ekonomi para penggiat usaha kecil tersebut, bisa berupa bantuan permodalan atau penyaluran hasilnya. “Kalau Covid-19 ini selalu diisukan terus, maka sampai kapanpun tidak akan pernah selesai. Makanya pemerintah pusat, Pak Jokowi, berupaya untuk New Normal, karena kalau selalu berurusan terus dengan Covid-19, maka Negara kita juga akan hancur, ekonomi akan terpuruk. Makanya saya sepakat dengan Pak Jokowi, menuju New Normal saja, ini kan sebenarnya kembali kepada aktivitas seperti biasa, asal ikuti protokol kesehatan, itu saja kan,” ungkap Toto. Menurut Toto, berapapun banyaknya rapid test dan swab test yang akan diberikan kepada masyarakat, seberapa besar pula anggarannya, selama masyarakat tidak patuh terhadap protokol kesehatan, jelas hal itu akan sia-sia. Ia mencontohkan, yang satu diperiksa dan hasilnya positif, namun yang bersangkutan ternyata tidak patuh seperti tidak melakukan isolasi mandiri, justru malah akan menularkan kepada yang lain. “Ini akan terus-terusan, uang akan habis disitu. Jadi, harusnya bagaimana Pemda ini memetakan saja daerah mana yang jadi zona-zona Covid-19, itu saja yang perlu dirandom. Kan tidak perlu harus banyak. Saya perhatikan isu Covid sudah mendunia, AS saja yang Negara kuat kan hampir terpuruk dengan isu Covid-19 ini. Makanya Indonesia kalau tidak membuat kebijakan New Normal, ini bahaya,” paparnya. Makanya, masih kata Toto, untuk rapid dan swab test massal tersebut dimintanya untuk dibatasi saja, sehingga lebih baik kembalikan kepada pemulihan ekonomi Kabupaten Kuningan, jangan sampai ini malah akan seperti ini terus. “Saya sering turun ke masyarakat, saya kasian, banyak yang sudah tidak punya uang, banyak yang sudah terdampak, UMKM khususnya. Karena isu Covid-19 ini selalu dikembangkan luar biasa, sehingga orang merasa ketakutan, mau kesana takut, kesini takut,” pungkas mantan Ketua DPD PAN Kuningan ini. (muh)

Tags :
Kategori :

Terkait