Peduli Pesisir, Gempa Unisa Tanam Mangrove

Kamis 03-09-2020,10:29 WIB
Reporter : Leni Indarti Hasyim
Editor : Leni Indarti Hasyim

KUNINGAN - Unit Kegiatan Mahasiswa Gerakan Mahasiswa Pencinta Alam (Gempa) Universitas Islam Al-Ihya (Unisa) Kuningan mengikuti kegiatan penanaman mangrove di wilayah pesisir Utara Jawa, Minggu (31/8). Penanaman pohon mangrove tersebut dilakukan tepatnya di aliran Sungai Cisanggarung yang membelah dua desa dan dua provinsi sekaligus, yakni Desa Tawangsari Kabupaten Cirebon Jawa Barat dan Desa Limbangan Kabupaten Brebes Jawa Tengah. Sebelum penanaman, Gempa Al-Ihya mengunjungi tempat yang sedang dibangun untuk Rumah Belajar Masyarakat (RBM) bersama rombongan dari Kuningan, yakni dosen STIKes Kuningan H Jainal Mutakin, perwakilan dari STKIP Muhammadiyah Kuningan Imam Muh Agung Fauzy dan BEM STIKes Kuningan di wilayah Losari. Dalam kesempatan itu, Gempa memberikan sumbangan buku dan bibit pohon markisa untuk ditanam di RBM sebagai bentuk penghijauan lingkungan. “Dalam kesempatan ini saya begitu tersentuh dengan perjuangan rekan-rekan d isini yang memiliki keinginan untuk membentuk RBM bagi mereka yang tidak mampu untuk bersekolah.  Semoga ke depannya RBM ini dapat melahirkan orang-orang yang luar biasa,” ujar Opa Sadik, Ketua Gempa Al-Ihya. Setelah kegiatan di RBM selesai, dilanjut dengan penanaman mangrove bersama aktivis pencinta lingkungan dari berbagai daerah, bahkan ada juga yang dari luar Pulau Jawa. Kegiatan tersebut didukung pula oleh sekolah mangrove yang ada di wilayah Losari Kabupaten Cirebon. “Kegiatan menanam ini bukan hanya kegiatan satu kali selesai, tetapi akan menjadi kegiatan yg berkesinambungan. Bukan juga sekadar sebagai seremonial tapi merupakan kegiatan rutin dan menjadi agenda tetap untuk sekolah mangrove,” ujar Ridwan, pendiri sekolah mangrove. Ridwan berharap, dengan kegiatan tersebut akan tumbuh potensi lokal yang bisa didapatkan. Sesuai dengan motto kegiatan, yakni “Tanam Sampai Jadi Hutan”, nantinya mangrove tersebut bukan hanya sebagai pelindung masyarakat pesisir dari intrusi, abrasi dan angin, tapi juga bisa terus semakin tumbuh berkembang dan bisa menjadi hutan mangrove. “Dengan adanya hutan mangrove di Desa Tawangsari, kami berharap dapat dijadikan sebagai ekowisata,” harap Ridwan. (muh)

Tags :
Kategori :

Terkait