Usianya memang sudah tidak muda lagi, 70 tahun. Tapi, Abah Husen -biasa dipanggil- terlihat masih segar. Penglihatannya masih jelas, jalannya juga tegap, serta pendengarannya sangat bagus. Saban hari, Abah Husen keliling perkampungan termasuk Terminal Kertawungunan, Kecamatan Sindangagung. Agus Panther, Kuningan Suasana di kedai kopi di depan Terminal Bus Kertawangunan, lumayan sepi. Beberapa pegawai terminal nampak menikmati siang hari dengan minum kopi. Di ujung kedai, ada seorang pria tua duduk sembari menghisap rokok kreteknya. Sesekali pria yang belakangan diketahui Abah Husen itu nimbrung obrolan pegawai terminal yang tengah istirahat. Abah Husen membicarakan keahliannya dalam mengobati berbagai penyakit berat tanpa harus menjalani operasi melainkan pijat refleksi tanpa alat. Meski sudah sepuh, namun Abah Husen masih bersemangat agar terus produktif menjalani kehidupannya. Pasalnya, menginjak usia yang tak lagi muda tetap bekerja keras untuk mencukupi kehidupan keluarganya. Keseharian memang menjual jasa berupa pijat refleksi tradisional. Terminal Tipe A Kertawangunan Kuningan menjadi tempat yang dipilih untuk menunggu calon pelanggan. Di masa mudanya, Abah Husen sendiri sempat mengadu nasib di perantauan selama puluhan tahun. Usaha yang dilakukan saat merantau pun sama, yakni berkeliling menawarkan jasa pijat yang dinamai para pelanggan dengan sebutan pijat kepret. Namun saat pandemi Covid-19 melanda, Abah Husen terpaksa kembali ke kampung halamannya, Kertawangunan. Saat tiba di desanya, Abah Husen mencoba peruntungan dengan menawarkan jasa pijatnya. Hasilnya tak mengecewakan. Sebab banyak orang merasa cocok dengan teknik pijat yang diberikan. Uniknya, pijatan Abah Husen hanya mengandalkan kekuatan otot jari tangan, tanpa bantuan alat apapun. Termasuk dengan teknis khusus yang telah diterapkan bertahun-tahun selama menjadi tukang pijat. Namun yang berbeda dari jasa-jasa pijat lain, saat memberikan pijatan selalu dilafalkan doa-doa tertentu. “Kalau kebanyakan orang menyebutnya ini pijat kepret karena memang seperti dikepret menggunakan telapak tangan. Abah hanya menyebutkan ini pijat refleksi dan belum diberi nama. Insya Allah, berbagai penyakit seperti darah tinggi, kolesterol, jantung, diabetes, dan lainnya bisa disembuhkan melalui pijat kepret. Begitu juga dengan pria yang mengalami masalah kejantanan, bisa terapi di abah,” kata Abah Husen. Abah mengaku dirinya sempat bekerja di perantauan tepatnya Jakarta menjadi jasa pijat keliling. Pijak refleksi ini tidak menggunakan alat apapun, hanya mengandalkan keahilan jari yang dipelajari secara turun temurun. Dilihat dari teknik pijat, saat memijat pada bagian betis, Abah Husen mengibaskan jemarinya dengan pelan. Teknik ini diklaim mengeluarkan potensi penyakit melalui betis, reaksi terlihat langsung dengan ditandai munculnya bintik sementara yang bervariasi pada setiap pelanggan. Sejumlah macam penyakit juga diklaim dapat diantisipasi dengan beberapa kali terapi. Adapun sekali terapi hanya berlangsung sekitar 15 menit. Secara umum, para pelanggan mengaku merasakan relaksasi dan merasa lebih enak setelah dipijat Abah Husen yang bermukim di sekitar Masjid Desa Kertawangunan Kuningan.(*)
Ahli Pijat Refleksi Tradisional, Abah Husen Mampu Sembuhkan Aneka Penyakit
Kamis 24-09-2020,10:11 WIB
Editor : Leni Indarti Hasyim
Kategori :