Rawat Budaya Sunda, Rangkul Milenial

Kamis 08-10-2020,11:02 WIB
Reporter : Leni Indarti Hasyim
Editor : Leni Indarti Hasyim

KUNINGAN– Banyak cara yang dapat dilakukan para pegiat kebudayaan untuk tetap melestarikan dan merawat budaya daerah. Salah satunya yakni konsisten berkarya dalam mempopulerkan budaya Sunda. Misalnya yang dilakukan Ki Dalang Aan Anjasmara Hamzah AS. Ia merangkul para generasi milenial untuk lebih mengenal kebudayaan Sunda. Bahkan secara rutin, Aan Anjasmara melatih dan membina anak-anak muda dalam kesenian gamelan sunda. Ki Dalang Aan Anjasmara ini merupakan seniman dan budayawan asal Garawangi Kabupaten Kuningan. Kini, Aan Anjasmara telah memiliki sanggar seni sendiri. Hampir setiap hari, anak-anak muda binaan berlatih memainkan alat-alat gamelan khas Sunda. “Awal pertama kali saya berkegiatan kesenian dulu pada tahun 2011, saya mengikuti guru saya yakni Dalang Jojo Hamzah. Setelah ikut kegiatan seni itu, saya merasa tertarik dan suka, akhirnya saya terus menggeluti terus,” kata Ki Dalang Aan Anjasmara Hamzah AS dalam keterangan persnya, Rabu (7/10). Aan yang juga Dosen di Uniku tersebut memutuskan untuk membuat grup kesenian yang diberi nama Pusaka Aria Kamuning 3. Sebab nama itu merupakan pemberian dari gurunya sebagai pupuhu dari Pusaka Aria Kamuning yakni Jojo Hamzah AS. “Pada tahun 2016 saya dapat gamelan Pelog dan Madenda, ini dikasih seniman calung waktu itu. Kemudian ada kepala desa yang menyumbangkan gamelan senap, lalu pada tahun 2011 Pupuhu Pusaka Aria Kamuning yakni Dalang Jojo Hamzah memberikan wayang golek. Sedangkan untuk latihan, kami sudah berproses sejak tahun 2014 hingga 2015, kemudian ada pengumuman resmi dari pupuhu sekitar tahun 2017,” bebernya. Selama proses perjalanan melestarikan budaya sunda tidak pernah berhenti untuk latihan dan terus meningkatkan kualitas. “Sebab latihan itu sendiri merupakan kewajiban dan pentas itu sunah. Jadi artinya, terus berproses dan berproses karena panggungan ada batasnya, tapi latihan harus terus dijalani,” ungkapnya. Dalam pelestarian kesenian tradisional budaya Sunda, Ia mengajak kaum milenial yang ingin berkesenian dan tertarik untuk melestarikan budaya sunda. “Hal ini berangkat dari sebuah kekhawatiran akan keberlangsungan seni tradisional sunda terutama wayang golek. Maka saya mengajak anak-anan muda untuk melestarikan budaya sunda, kalau tidak sekarang ya kapan lagi,” terangnya. Sementara salah seorang binaan Pusaka Aria Kamuning 3, Yana Suryana menuturkan, bahwa sudah dua tahun ini ikut berlatih dalam kesenian gamelan sunda. Bahkan berbagai pentas seni juga sempat beberapa kali ikut terlibat langsung. “Saya ikut di sini menyenangkan, karena senang bisa melestarikan budaya dan kesenian sunda. Di sini saya bisa banyak belajar dan banyak pengalaman,” kata Yana. (ags)

Tags :
Kategori :

Terkait