KUNINGAN – Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) Kabupaten Kuningan H Dede Ismail SIP MSi, menyebut untuk gelaran Pilkada serentak 2024 akan ditentukan dari hasil pemilu legislatif (pileg) di tahun yang sama.
Deis –sapaan akrab Dede Ismail-, menyambut baik gelaran pilkada serentak yang tidak dimajukan ke 2023 atau 2022. Pasalnya, jika tetap digelar 2024, akan menjadi keuntungan tersendiri bagi parpol-parpol untuk mempersiapkan diri menentukan langkah. Termasuk di Kuningan, karena pilkada akan digelar 2024, menurutnya semua punya peluang yang sama untuk membidik kursi K1 (bupati).
“Kalau Pilkada 2024, menurut saya itu pas sekali waktunya. Nanti pilkada di Kuningan ini bisa balance, semua berangkat dari awal lagi, dari nol,” kata Deis, saat diwawancarai Radar Kuningan, Rabu (17/2).
“Sebagai contoh, petahana-petahana yang habis pada 2022 dan 2023, itu juga akan berdampak pada keseimbangan para calon nanti. Semua punya peluang, karena dari nol semua, kemungkinan tidak ada intervensi dari petahana. Kalau pilkadanya maju, bisa jadi ada intervensi,” imbuhnya.
Selain itu, kata Deis, ASN pun dalam menentukan pilihannya untuk Pilkada 2024 akan netral, karena mempunyai pilihan sendiri tanpa tekananan dari petahana. Lalu dalam menentukan pilihan, para pemilih juga dapat menentukan sendiri dari masing-masing lingkungan.
“Yang lebih penting lagi semua (parpol) harus berkoalisi, tidak ada yang dominan. Parpol yang besar bisa saja tidak akan mendapat koalisi. Malah yang lain bergabung menjadi koalisi besar. Partai besar sendiri kemungkinan bisa ditinggalkan. Seperti di Sumatera Barat, itu ada yang tidak bisa mengusung,” ujarnya tanpa menyebut partai apa yang dimaksud.
Untuk Kuningan sendiri, lanjut Wakil Ketua DPRD Kuningan ini, bagi Gerindra khususnya, mempunyai kesempatan yang bagus untuk mengambil perhelatan Pilkada tahun 2024. Sebab menurutnya, Partai Gerindra saat ini bukan parpol kecil lagi, karena kini memiliki basis dan struktur partai yang selalu kompak.
“(Pilkada 2024) ini menguntungkan. Bukan saja saya sebagai kandidat (Calon Bupati Kuningan) yang dipercayai oleh kader-kader Gerindra, tapi mungkin nanti juga ada yang mendaftar, saya akan menerima,” sebut Deis seraya menegaskan kembali dirinya pasti akan maju untuk merebut kursi yang saat ini masih diduduki H Acep Purnama SH MH.
Lalu bagaimana jika nantinya PDIP melamar Gerindra untuk berkoalisi pada Pilkada 2024? Menurut Deis, semua kemungkinan bisa saja terjadi. Terlebih Gerindra sendiri, khususnya di Kuningan sangat berpotensi mengusung (Calon Bupati) berdasarkan hasil pemilu sebelumnya, baik pilkada, pileg maupun pilpres.
“Untuk pilpres lalu saja, kemenangannya di Kuningan 60 persen lebih (Prabowo-Sandi). Ini juga peluang nanti kader Gerindra menjadi kontestan dalam pilkada. Bisa menjadi pilihan masyarakat Kuningan yang mungkin ingin ganti-ganti rasa. Pengen pilihan yang baru,” tutur Deis.
“Sama dengan PKS, PKB, Golkar, Demokrat, dan yang lainnya, semua punya peluang yang sama. Tergantung dengan parpol masing-masing, apakah bisa membentuk poros koalisi besar, atau terpecah lagi. (Pilkada 2024) ini masih panjang,” imbuhnya.
Justru yang ia perhitungkan, salah satu syarat untuk Pilkada 2024 adalah menggunakan jumlah kursi hasil Pileg di tahun 2024 pula, atau dengan syarat perolehan kursi hasil Pemilu 2019. Karena menurut Deis, biasanya untuk Pileg dilaksanakan April, sedangkan Pilkada Juni.
“Hasil Pemilu 2024 nanti akan jadi penentu Pilkada yang juga dilaksanakan tahun 2024. Yang menentukan Pemilu Legislatif. Pileg itu April 2024, ada waktu 7 bulan ke Pilkada November 2024. Pileg 2024 bisa jadi menjadi syarat Pilkada 2024,” pungkasnya. (muh)