Konsumsi Ikan Masih Rendah

Rabu 10-03-2021,11:30 WIB
Reporter : Leni Indarti Hasyim
Editor : Leni Indarti Hasyim

KUNINGAN–Tingkat konsumsi ikan di Kabupaten Kuningan dinilai masih rendah. Hal ini terungkap, saat safari Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan) Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI di Kabupaten Kuningan, kemarin (9/3).

Dalam kesempatan ini, KKP RI ingin melibatkan pihak pondok pesantren untuk mengampanyekan program Gemarikan di masyarakat. Kali ini dilakukan di Pondok Pesantren Miftahul Mubarok, Desa Purwasari Kecamatan Garawangi. KKP RI juga memberikan 500 paket berbagai olahan ikan seperti sarden, nugget, kaki naga, baso ikan hingga ikan segar.

Sekda Kuningan Dr H Dian Rachmat Yanuar mengatakan, tingkat konsumsi ikan di Kabupaten Kuningan rendah dibanding provinsi dan nasional. Dirinya juga tidak menolak ketika angka kasus stunting di Kuningan yang cukup tinggi.

“Itu realitanya, saat ini kita sedang upayakan untuk urai dengan menggerakkan SKPD-SKPD terkait untuk mencegahnya. Karena mencegah stunting ini tidak semudah membalikan telapak tangan,” jelasnya.

Hal itu, kata Sekda Dian, membutuhkan perpaduan program lintas instansi. “Untuk produksi ikan pun kita akui masih kurang, karena masih mendatangkan dari luar. Ini akan segera kita tangani dan upayakan secepatnya,” tegasnya.

Sementara Direktur Logistik Dirjen Penguatan Daya Saing KKP Innes Rahmania mengakui, upaya untuk menggandeng pihak ponpes sebagai salah satu cara memasyarakatkan gemar makan ikan di lingkungan masyarakat. Sebab ponpes memiliki peran potensial untuk mengajak masyarakat agar gemar mengonsumsi ikan.

“Sebab ikan sebagai lauk bergizi dengan kadar protein tinggi, apabila dikonsumsi secara rutin maka dapat mencegah stunting,” terangnya.

Oleh sebab itu, lanjutnya, kandungan gizi pada ikan sangat relevan untuk mendukung program pencegahan stunting. Khususnya pada 1.000 hari pertama kehidupan, karena masa itu adalah masa penting pertumbuhan otak.

“Kalau kita lihat kan bayi ada yang diberi susu formula yang mengandung Omega-3, sebenarnya Omega-3 ini berasal dari ikan. Jadi kenapa harus susu formula yang diberikan, kasih saja ASI dengan makan sari ikan,” jelasnya.

Dirinya mengakui, jika pencegahan stunting sebenarnya bukan domain KKP RI. Hanya menjadi bagian dari penunjang program Gemarikan tersebut.

“Leading sektor pencegahan stunting ini ada di Kementerian Kesehatan. Kemudian kami di lapangan hanya diminta untuk men-support,” imbuhnya.

Menurutnya, program Gemarikan ini memang sudah sejak lama dikampanyekan. Sudah ada lebih dari 200 kabupaten/kota se-Indonesia dikunjungi dalam rangka mengampanyekan program Gemarikan.

“Apalagi kita tadi dengar, bahwa angka kasus stunting di Kabupaten Kuningan ini lumayan tinggi. Ini hanya pemantik saja, nanti kita harapkan pemerintah daerah bisa meneruskannya,” ucapnya.

Di tempat yang sama, anggota Komisi IV DPR RI KH Asep Maoshul Affandy menyampaikan, kegiatan tersebut patut diapresiasi sebagai bentuk kepedulian pemerintah terhadap masyarakat. Sebagai wakil rakyat dari Dapil Jabar X (Kuningan, Ciamis, Banjar, Pangandaran), ia pun merasa peduli untuk menggandeng pemerintah pusat dalam upaya pencegahan gizi buruk, dengan salah satu cara gemar memakan ikan sejak dini.

Maka dari itu, untuk gemar memakan ikan tersebut, pihaknya sengaja membagi-bagikan ikan kepada masyarakat. Program tersebut juga sebagai salah satu usulan yang didorong Komisi IV DPR RI kepada KKP RI.

Tags :
Kategori :

Terkait