KUNINGAN - Tarif tiket masuk objek wisata di Kabupaten Kuningan dinilai terlalu mahal oleh sebagian kalangan masyarakat. Bahkan, kondisi ini pun membuat kapok mereka untuk berwisata di Kuningan.
Menyikapi pemberitaan tentang Cipaniis di radarcirebon.com, masyarakat menyampaikan keluhan mahalnya tiket masuk dan parkir objek wisata di Kabupaten Kuningan. Seperti disampaikan pemilik akun Thatha Mmellya, menyampaikan keluhan objek wisata Cipaniis yang terbilang mahal. Dengan tarif masuk Rp15.000 per orang ditambah parkir Rp10.000 untuk mobil dan Rp5.000 untuk motor, menurutnya terlalu mahal. Belum lagi harga makanan yang dijajakan pun mahal ditambah perilaku para pemilik warung yang tidak ramah.
\"Kami berkunjung ke objek wisata Cipaniis, ada 13 orang dewasa dan lima anak-anak bayar tiketnya sampai Rp250.000. Tambah parkir untuk satu mobil dan empat motor Rp30.000. Udah gitu, pas lagi duduk di pinggir kolam kami ditegur oleh pemilik warung. Katanya yang duduk di situ hanya untuk yang beli makanan di warung saja,\" ketusnya.
Sementara wisatawan bernama Dadan Hamdani mengeluhkan tarif wisata Cibulan yang juga serba mahal. Selain harus membayar tiket masuk, kata Dadan, wisatawan juga harus dibebani biaya lagi untuk titip helm, parkir, rendam di kolam terapi ikan hingga masuk ke setiap sumur keramat.
\"Saya hanya dengan istri dan anak saja sampai harus keluar biaya Rp150.000. Padahal saya masih se-Kuningan. Mendingan ke Jungle Land Bogor bayar Rp200.000 sudah puas banget,\" ujarnya.
Netizen pemilik akun Istiqomah Farqis menimpali, mahalnya harga tiket wisata di Kuningan membuatnya kapok. \"Betul tuh…bikin kapok…serba mahal, sampe harga jajanan pun mahal mahal, yg murah cuman masuk gedung linggarjati doang yg murah 2000 perak,\" ucapnya.
Berdasarkan penelusuran Radar, harga tiket masuk sejumlah objek wisata di Kabupaten Kuningan memang rata-rata di kisaran Rp15.000 per orang dengan tarif parkir Rp10.000 untuk mobil dan Rp5.000 untuk motor. Hanya beberapa objek wisata saja yang masih memberlakukan tarif di bawah Rp15.000, itu pun untuk objek wisata yang terbilang baru buka.
Sementara itu Kepala Dinas Pemuda, Olah Raga dan Pariwisata (Disporapar) Kabupaten Kuningan Toto Toharudin saat dikonfirmasi terkait keluhan tersebut mengatakan, pihaknya akan segera melakukan tindakan sekaligus kajian. \"Secepatnya saya akan kumpulkan para pengelola wisata untuk kita bina. Insya Allah dimulai dari desa wisata, berlanjut dengan pengelola objek wisata,\" ujar Toto.
Toto pun menyampaikan apresiasi atas masukan dari masyarakat tersebut sebagai bahan koreksi dan evaluasi untuk kemajuan pariwisata Kabupaten Kuningan ke depan. \"Terima kasih atas masukannya, itu menjadi koreksi yang bagus. Insya Allah akan ada langkah strategis kita. Kita akan lakukan monitoring dan evaluasi (monev) untuk memastikan pola layanan mereka,\" pungkas Toto. (fik)