“Karena saat ini kita membutuhkan penanganan sesuatu bukan hanya teori, tetapi tentu saja dengan diiringi oleh keahlian. Dan ini ada di SMK, di mana dapat mencetak anak-anak untuk memiliki skill atau kemampuan untuk bisa langsung berpraktek di lapangan,” harapnya.
Di tempat yang sama, Dedi Supandi SSTP MSi selaku Kadisdik Provinsi Jawa Barat, mengucapkan terima kasih kepada Dr Marlock selaku pendiri Gerakan SMK Membangun Desa.
“Kita berharap hari ini (kemarin, red) dengan adanya program SMK Membangun Desa yang didirikan oleh Dr Marlock, dapat memadukan sebagai triger antara potensi desa dengan warga desanya dalam rangka Jabar Juara Lahir Batin,” ungkapnya.
Dedi juga sangat optimis dengan adanya program SMK Membangun Desa, tidak ada lagi istilah dengan SMK penyumbangan pengangguran terbesar. Pihaknya sudah membuat sistem tlusur, dan istilah SMK penyumbangan pengangguran terbesar itu tidak benar.
Selain itu, Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah X Provinsi Jawa Barat, Dra Ester Miori Dewayani MMPd, menyampaikan bahwa SMK Membangun Desa, dicetuskan oleh seorang motivator terkemuka, yakni Dr Marlock, pada Desember 2018. Program ini mulai berkembang sejak 2019 yang telah merambah ke seluruh Indonesia.
Ia menyebut, melalui kepanjangan tangan dari Kementerian Pendidikan, Direktorat Jendral Pendidikan Vokasi serta Direktoran Pendidikan SMK, program tersebut berkembang dan berjalan di SMK Karya Nasional Kuningan dan menghasilkan kerja sama dengan 27 desa yang sudah MoU, disaksikan oleh Staf Ahli Kementerian Desa dan Direktur MK.
“Beberapa desa yang telah bekerjasama dengan kami banyak yang merasakan manfaat Link and Match program SMK Membangun Desa ini. Di antara yang telah berjalan adalah program gerebeg masjid, pelayanan service alat dan mesin pertanian untuk kelompok penggarap di desa-desa tani, kegiatan sosial service online teknision (OTak) untuk kendaraan dinas aparat desa, dan service alat kerja kantor (komputer, printer dan elektronika kantor) untuk desa-desa,” terang Ester.
“Lalu pembuatan mesin Incenerator dengan cara dibakar dengan bebas penanggulangan udara zero ozone, dan membuat desain mobil angkut sampah bertenaga listrik, guna kegiatan pengangkutan sampah di tiap titik ke tempat pembuangan sampah akhir (TPA),” imbuhnya.
Sebelum mengakhiri sambutannya, Ester berharap kerja sama dengan pemerintah desa tersebut bisa dikembangkan dengan desa lain. Setidaknya di wilayah Kabupaten Kuningan atau membantu wilayah lainnya yang menginginkan keberadaan SMK secara nyata berdampingan dengan peningkatan ekonomi desa.
Kegiatan tersebut diakhiri dengan peninjauan hasil produksi produk Incenerator SMK Karya Nasional Kuningan, produk kerja sama kegiatan SMK Membangun Desa di Desa Dukuhlor Kecamatan Sindangagung oleh Wagub, Kadisdik Jabar, Kadisdik Kuningan, serta pihak terkait lainnya. (muh)