Atasi Kemiskinan Ekstrem, Kuncinya Ada pada Desa

Sabtu 02-10-2021,10:03 WIB
Reporter : Leni Indarti Hasyim
Editor : Leni Indarti Hasyim

KUNINGAN – Isu kemiskinan saat ini dalam pandemi Covid-19 menjadi pembahasan khusus di hampir seluruh lembaga pemerintahan. Tentu saja, pemerintah desa (pemdes) menjadi kunci utama dalam mengatasi kemiskinan ekstrem tersebut.

Hal itu disampaikan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (PDTT) Dr (HC) Drs A Halim Iskandar MPd, saat mengunjungi Graha Ahmad Bagja, di Desa Pajawan Kidul Kecamatan Lebakwangi, Jumat (1/10).

“Mengatasi kemiskinan ekstrem itu kuncinya ada di Desa. Karena kunci pembangunan ada di desa. Maka dari itu, saya titip pembangunan di desa lebih ditingkatkan,” kata Halim.

Halim hadir di Kuningan dalam rangka silaturahmi sekaligus meresmikan Graha Ahmad Bagdja, yang merupakan tempat berkumpul berbagai komponen yang digagas tokoh Kuningan, sekaligus mantan Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBNU era Gus Dur, Almarhum KH Ahmad Bagja. Kini graha tersebut telah selesai dibangun oleh putra almarhum, H Yanuar Prihatin MSi.

Hadir dalam silaturahmi bersama Mendes PDTT tersebut, tokoh ulama NU, jajaran pengurus DPC PKB yang dikomandani H Ujang Kosasih MSi, Ketua PCNU KH Aam Aminudin SHI MA, pengurus Ansor-Banser, jajaran pendamping desa, Camat Lebakwangi, serta sejumlah kepala desa. 

Mendes PDTT RI Dr (HC) Drs A Halim Iskandar MPd, mengaku akan membawa nama kepala desa di Kuningan dengan istilah kuwu, saat dirinya berkunjung ke daerah lain. Sebab menurutnya, kepala desa menjadi penentu untuk maju tidaknya pembangunan di daerah masing-masing, sehingga dapat berpengaruh terhadap angka kemiskinan yang saat ini disebut miskin ekstrem.

“Pak Kuwu nanti memberikan data lengkap, siapa saja masyarakat yang mendapat bantuan sebagai upaya pembangunan di desanya. Kalau Pak Kuwu berhasil, maka keberhasilan ini akan juga diperoleh oleh kabupaten/kota. Kalau kabupaten/kota berhasil maka akan diperoleh oleh provinsi. Ketika provinsi berhasil, maka akan diperoleh Indonesia,” ujarnya.

Menurut Halim, dalam mewujudkan cita-cita pembangunan di segala sektor ini, tidak mungkin bisa dilakukan sendiri-sendiri. Namun semua pihak harus berkolaborasi sekaligus berikhtiar, sehingga apa yang dicita-citakan bersama dapat terwujud dengan baik.

“Semua harus diajak berkolaborasi, tidak mungkin bekerja sendiri. Saya sangat berbahagia bisa diajak mampir ke sini. Bapak KH Ahmad Bagja, beliau tokoh saya. Alhamdulillah saya dipertemukan dengan putra beliau (H Yanuar Prihatin, red). Beliau sudah memberikan manfaat untuk banyak orang,” ucap Halim, seraya memanjatkan doa untuk Almarhum KH Ahmad Bagja.

Abdul Halim melanjutkan pernyataannya saat diwawancarai sejumlah jurnalis usai kegiatan berlangsung. Ia kembali menjelaskan, kemiskinan ekstrem itu ada di desa, sehingga untuk menanganinya secara serius, maka harus dimulai dari level desa, dan datanya pun harus mikro.

“Penanganannya (kemiskinan estrem) harus dari level desa, dan datanya juga data mikro. Sehingga jelas, siapa, di mana, kondisi kemiskinannya kayak apa. Nah, treatment yang dibutuhkan untuk percepatan penanganannya gimana,” ungkapnya.

Dikatakan, paling tidak ada dua hal penting yang dibutuhkan dalam penanganan kemiskinan ekstrem ini. Yakni pengurangan belanja atau penurunan kewajiban belanja. Hal ini menjadi satu-satunya cara dengan pengurangan program pemerintah, seperti subsidi listrik, BPJS, KIS, KIP, dan sebagainya.

“Itu semua merupakan warga miskin ekstrem yang berhak mendapat itu, harus mendapat itu. Dengan demikian mereka tidak keluar duit lagi untuk menyekolahkan anak, tidak perlu keluar duit lagi untuk menjadi anggota BPJS, karena semua harus ditanggung pemerintah. Bayar listrik pun harus dapat subsidi,” kata Halim.

“Berarti kan pengeluarannya menurun. Ini strategi yang pertama. Yaitu menurunkan pengeluaran,” imbuhnya.

Strategi yang kedua untuk penanggulangan kemiskinan ekstrem, lanjut Abdul Halim, yakni meningkatkan pendapatan. Di antaranya BLT Dana Desa, Bantuan Sosial Desa, PKH, Bantuan Pangan Non Tunai, berbagai program padat karya, semuanya itu digelontorkan untuk meningkatkan pendapatan.

Tags :
Kategori :

Terkait