Jalan Rusak, Ibu Hamil Ditandu Sejauh 3 Km

Senin 13-12-2021,10:17 WIB
Reporter : Leni Indarti Hasyim
Editor : Leni Indarti Hasyim

KUNINGAN - Dunia maya dihebohkan dengan video viral seorang ibu hamil asal Dusun Pugag, Desa Kutawaringin, Kecamatan Selajambe, Kabupaten Kuningan tengah ditandu oleh warga untuk menjalani proses persalinan. Kondisi jalan yang ekstrem berlumpur mengharuskan evakuasi ibu hamil tersebut dilakukan dengan cara ditandu oleh warga menggunakan sarung yang dikaitkan pada dua batang bambu.

Adalah Regina Sigita Sekarwati (23) ibu hamil tersebut, harus menahan rasa sakit dan kengerian saat ditandu para tetangganya menelusuri jalan tanah yang licin dan menurun menuju jalan aspal di kampung sebelah. Didampingi suami dan ibundanya serta bidan desa, Regina harus ditandu warga sejauh 3 kilometer. Setelah ditandu selama hampir tiga jam, baru Regina bisa melanjutkan perjalanan menuju puskesmas terdekat dengan menumpang mobil warga.

Sempat menginap semalam di Puskesmas Selajambe, ternyata proses persalinan Regina tidak memungkinkan untuk dilakukan secara normal. Akhirnya, Regina pun dirujuk ke RSU Wijaya Kusumah di Kuningan kota untuk menjalani proses melahirkan secara caesar.

Petrorius Timu (27), suami dari Regina menceritakan perjuangan warga Dusun Pugag menandu istrinya menuju proses persalinan tersebut kepada Radar, kemarin (12/12). Diungkapkan, video perjalanan istrinya tersebut direkam pada hari Kamis (9/12) pagi oleh bidan desa bernama Siti Ismaya.

\"Sehari sebelumnya istri saya sudah mulai merasakan mulas, sehingga kami memanggil bidan desa untuk datang memeriksa. Rabu sore ibu bidan datang naik ojek, kemudian melakukan pemeriksan dan hasilnya menyatakan tanda persalinan masih baru pembukaan satu. Akhirnya, ibu bidan memutuskan menginap dan menunggu istri saya untuk dibawa ke puskesmas pada hari Kamis pagi,\" ungkap Petrorius saat mendampingi istrinya di ruang perawatan RSU Wijaya Kusumah.

Petrorius yang berasal dari Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT), tersebut mengaku sangat beruntung istrinya tinggal di pemukiman yang para tetangganya masih kompak dan jiwa solidaritasnya sangat tinggi. Sejak pagi hari, warga sudah berkumpul dan menyiapkan tandu darurat menggunakan sarung dan bambu panjang untuk mengantarkan Regina ke kampung terdekat yang berjarak hampir 3 kilometer.

\"Kami bersyukur, jiwa gotong royong dan kekeluargaan di Dusun Pugag masih sangat kuat. Para tetangga dengan sukarela membantu perjalanan istri saya ke kampung sebelah dengan cara ditandu menggunakan sarung. Untungnya saat itu tidak turun hujan, tetapi kondisi jalanan yang menurun curam dan licin membuat proses evakuasi pun tidak mudah. Bahkan tali pengikat sempat putus, beruntung istri saya masih bisa menahan hingga tidak sampai terjatuh,\" ungkap Petrorius dengan logat Flores kental.

Setelah ditandu selama hampir tiga jam menelusuri jalanan yang esktrem, Regina pun tiba di Dusun Kujangsari yang kondisi jalannya sudah beraspal. Dengan menumpang mobil warga setempat, Regina kemudian melanjutkan perjalanan menuju puskesmas terdekat untuk menjalani pemeriksaan persalinan lebih lanjut. Regina pun sempat menginap satu malam di Puskesmas Selajambe dengan pengawasan dan penanganan bidan desa.

\"Hari Jumat pagi, istri saya baru mengalami pembukaan dua. Oleh bidan di puskesmas dilakukan pemeriksaan setiap empat jam, ternyata sampai sore baru pembukaan empat. Karena kondisinya sudah semakin berat dan tidak memungkinkan persalinan secara normal, akhirnya bidan memutuskan merujuk istri saya ke rumah sakit di Kuningan. Sempat ke Cigugur, ternyata tidak ada ruangan, kemudian ke RS Juanda juga penuh sampai akhirnya bisa ditangani di RSU Wijaya. Akhirnya, istri saya menjalani operasi caesar pada Sabtu dini hari pukul 01.50 WIB dan berjalan lancar,\" ungkap Petrorius penuh syukur diamini Regina di sampingnya dan sang ibu mertua Wiarsih (45).

Atas bantuan tim dokter RSU Wijaya Kusumah, Regina pun melahirkan bayi perempuan yang sehat dengan bobot 3,4 kilogram. Kini Regina dan bayinya masih harus menjalani perawatan pasca persalinan untuk beberapa hari ke depan.

\"Saya harus menahan sakit, sekaligus ngeri saat ditandu melewati jalanan yang ekstrem. Apalagi saat tali tandu sempat putus dan saya hampir jatuh. Untungnya masih bisa tertahan,\" ujar Regina.

Atas kondisi ini, Regina berharap ada perhatian dari Pemerintah Kabupaten Kuningan untuk membuatkan akses jalan yang layak menuju Dusun Pugag tersebut. Selama ini, kata Regina, warga Dusun Pugag harus melewati jalan tersebut untuk menuju tempat aktivitas seperti sekolah, menjual hasil tani termasuk apabila mengalami kedaruratan seperti orang sakit dan lainnya.

\"Kami sangat merindukan akses jalan menuju Dusun Pugag yang layak. Selama ini mobilitas kami hanya tergantung pada ojek motor yang bannya dimodifikasi dipasang rantai. Mudah-mudahan kesulitan kami ini didengar oleh pemerintah supaya membuatkan jalan yang layak secepatnya,\" harap Regina. (fik)

Tags :
Kategori :

Terkait