Sejarah Perang Bubat, Rute Perjalanan lewat Cirebon Lalu ke Majapahit

Sabtu 05-02-2022,10:21 WIB
Reporter : Leni Indarti Hasyim
Editor : Leni Indarti Hasyim

CIREBON - Rute Perang Bubat, diriwayatkan sejarah rupanya salah satunya melewati Cirebon. Yang ketika itu, memang belum ada dan belum bernama Caruban.

Ketika itu, Caruban belum dirikan Pangeran Walangsungsang, dan masih berupa hutan belantara. Menurut catatan sejarah, peristiwa perang bubat terjadi di era Prabu Linggabuana.

Berdasarkan catatan sejarah, Perang Bubat terjadi pada masa pemerintahan Prabu Maharaja (Linggabuana) antara Kerajaan Galuh dan Majapahit.

Di mana dalam perjalanan untuk pernikahan itu, menempuh rute lewat pantai utara.

Peristiwa Perang Bubat ini, berawal dari keinginan Raja Hayam Wuruk untuk mempersunting Dyah Pitaloka putri Prabu Maharaja Linggabuana.

Untuk pernikahan itu, Prabu Linggabuana, Dyah Pitaloka dan para pembesar kerajaan lainnya pergi ke Majapahit dengan menyusuri Sungai Cimanuk.

Guru Besar Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung, Prof Dr Nina Herlina Lubis menjelaskan, perjalanan dari Galuh tersebut menempuh rute melewati Cirebon.

BACA JUGA:

·  Prabu Siliwangi Masuk Islam, karena Terpikat Kecantikan Nyi Subang Larang

·  Jalan Kapten Piere Tendean Ciledug, Penghubung Jabar-Jateng dan Sungai Cisanggarung

\"Rombongan menyusuri Sungai Cimanuk. Kemudian setelah sampai di muara sungai, melayari pantai utara dan masuk ke Sungai Brantas,\" kata Nina, dalam Webinar Kerajaan Sunda dalam Konstelasi Politik, Dulu dan Kini.

Setibanya di Bubat, lanjut Nina, tanpa diduga rupanya Mahapatih Gajah Mada telah diperintahkan oleh Ibu Suri Majapahit menerima Dyah Pitaloka sebagai persembahan, bukan sebagai permaisuri.

Tindakan itu, tentu saja dianggap sebagai penghinaan dan langsung ditolak Prabu Linggabuana, Raja Kerajaan Galuh. Sebab, sesuai kesepaktan dengan Hayam Wuruk Raja Majapahit, perjodohan tersebut merupakan pernikahan agung.

Prabu Linggabuana, ketika itu tetap berusaha untuk bertahan dan tidak mau menyerahkan putrinya.

Dia memilih bertempur meski dengan kekuatan tidak seimbang. Mengingat mereka datang bukan untuk berperang, lantaran niatnya adalah untuk melangsungkan pernikahan.

Tags :
Kategori :

Terkait