Mantan Pejabat Jakarta Luncurkan Buku Cinta Yang Salah

Senin 21-03-2022,11:24 WIB
Reporter : Leni Indarti Hasyim
Editor : Leni Indarti Hasyim

KUNINGAN-Salah satu karya literasi yang dirilis penulis asal Kuningan, Cinta Yang Salah, secara resmi diperkenalkan kepada para pegiat minat baca, dan mulai mengisi rak Perpustakaan Daerah Kuningan, mulai 21 Maret 2022.

Berbentuk sebuah novel, buku yang satu ini disusun apik oleh Dr Tinia Budiati, salah satu perempuan terbaik asal Kuningan. Tinia sendiri sempat meniti puncak karir sebagai Aparatus Sipil Negera (ASN). Pada 2015-2017 perempuan dengan nama pena Samila ini pernah menjabat sebagai Kepala Dinas Perpustakaan dan Arsip Pemprov DKI Jakarta hingga purnabakti di 2018 lalu.

Berbekal segudang pengalaman di DKI Jakarta, Cinta Yang Salah menurutnya sebuah awal, dari permasalahan sosial di masyarakat. Minggu (20/3) karya ini benar benar diuji oleh para pegiat literasi. Bertempat di Kopi Buku Pandapa Paramartha, puluhan pegiat membedah buku tersebut. Mereka terdiri dari kalangan akademisi, pemerintah melalui Dinas Arpusda, relawan Taman Baca Masyarakat, kalangan ulama dan santri hingga pelajar.     

 “Cinta yang banyak dibumbui, tetapi bukan cinta sebenarnya dalam tanda petik. Tetapi, cinta semacam ini adalah kasus, yang banyak melahirkan korban-korban berjatuhan, ini banyak sekali terjadi di masyarakat,” jelas Tinia.

Melalui buku setebal 122 halaman, dia berharap, mudah-mudahan para korban sedikit demi sedikit bisa terangkat. Dari penelusuran redaksi, Cinta Yang Salah ini diartikan salah mencintai orang, hingga dibutakan karenanya. Kondisi ini berimbas hilangnya segala yang dimiliki, baik harta, bahkan akal. Apalagi jika orang yang dicintai memiliki niat  memperkaya diri, sama sekali tak mempedulikan apa yang menjadi pengorbanan korban.

Meski sebuah novel, kisah seorang tokoh perempuan,  yang diberi nama Astuti oleh penulis, merupakan contoh realita yang terjadi di tengah masyarakat. Dampak Cinta Yang Salah diulas Dr Tinia, terbilang sangat fatal, berdampak beneran bagi fisik maupun mental. Seperti timbulnya anggota keluarga yang  telantar, ODGJ yang berlalu lalang di jalanan. Dan bagi yang memiliki rupiah, mungkin korban berhadapan dengan psikolog hingga yang lebih fatal lagi masuk Rumah Sakit Jiwa.

 “Mudah-mudahan dengan buku ini, suara korban sedikit demi sedikit bisa terangkat. Kemudian kasus semacam ini menjadi catatan pemerintah, untuk membantu menyelesaikannya. Karena korban begitu banyak, kita tidak ingin bangsa kita ke depannya dipenuhi oleh bangsa yang depresi. Karena Cinta Yang Salah juga bisa disebabkan oleh ilmu-ilmu yang tidak kasat mata. Terlepas ilmu hitam atau putih namun disalahgunakan untuk mengambil keuntungan dan merugikan orang lain,” papar Tinia.

Ilmu tidak kasat mata ini, kata dia, telah ada dalam budaya masyarakat. Meski sebagian orang tak begitu serius mempercayainya terlebih bertentangan dengan ilmu yang dipelajari selama ini, mengkiblat ke cara barat, yang mengandalkan logika. Keberadaan  ilmu semacam “pelet” diakui penulis benar-benar ada dan bisa mengakibatkan masalah sosial.

Usai bedah buku, Ketua Taman Baca Masyarakat (TBM), Imam Agung Fauzi menerangkan, pihaknya berharap kemunculan para penulis lokal Kuningan, berdampak signifikan terhadap indeks literasi Jawa Barat. Indeks ini telah menyentuh 61% atau kategori cukup. Meski demikian dirinya tak menampik berbagai indikator lainnya yang patut diperhitungkan. Selain ketersediaan buka berbanding jumlah penduduk.

 “Indeks literasi masyarakat dari segi membaca dan menulis. Bagi kami di TBM, Kabupaten Kuningan ini sebenarnya tergolong tinggi, hanya saja tidak terekspos. Ada yang membaca diam diam dan sebagainya. Literasi digolong rendah? Ini sebenarnya multitafsir. Literasi saat ini abad 21, nampaknya masyarakat sudah menjalankan, terlebih sekarang ada kecanggihan teknologi, yakni bacaan digital. Masyarakat itu bukan tidak bisa membaca (berdasarkan indeks), tetapi  tidak biasa membaca. Tapi saya yakin, kemunculan pegiat literasi akan meningkatkan itu,” ujarnya.

Imam berharap, kondisi ideal literasi suatu saat akan tercapai. Satu orang satu buku atau lebih. Artinya, indeks ini berbanding lurus dengan jumlah penduduk.

Adapun perwakilan pemerintah dalam bedah buku ini datang dari Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Kuningan. Pustakawan Usmadi menyampaikan, dukungan pemerintah sangat besar bagi perkembangan minat baca maupun menulis. Di antaranya sebuah fasilitas di perpustakaan daerah, pihaknya menyiapkan rak khusus untuk memajang koleksi buku karya penulis asli Kuningan.

 “Rak khusus supaya mudah dipilih pembaca. Bagi yang berminat silakan datang langsung di Perpustakaan Daerah, Jalan Siliwangi Kuningan,” pungkasnya. (bud)

Tags :
Kategori :

Terkait