Radarkuningan.com, KUNINGAN- Aksi penolakan kenaikan harga BBM bersubsidi di Kabupaten Kuningan, terus dilakukan berbagai komponen masyarakat.
Sehari sebelumnya mahasiswavUniku yang turun ke jalan, hari ini ratusan mahasiswa yang tergabung dalam Cipayung Plus bersama komunitas ojek online mendatangi Gedung DPRD Kuningan, Jumat siang, 9 September 2022.
BACA JUGA:Sekretaris DPC Partai Demokrat Kuningan Tiba-Tiba Mundur, Alasan Diungkap Lewat Surat
Meski sempat diwarnai aksi bakar ban bekas, namun aksi unjuk rasa berjalan cukup kondusif. Bahkan beberapa pendemo membuat gundukan tanah mirip makam bertuliskan RIP DPRD di depan gedung dewan.
Sejumlah spanduk juga dibentangkan dengan tulisan penolakan harga BBM bersubsidi. Tak terkecuali tulisan-tulisan yang menyindir terhadap kebijakan yang diambil oleh pemerintah pusat.
BACA JUGA:Syarat dan Cara Membuat Paspor di DPMPTSP Kabupaten Kuningan
“Apa jadinya bagi masyarakat dengan kondisi sulit ekonominya, kemudian harga-harga untuk kebutuhan sehari-sehari ikut naik. Sebab kenaikan harga BBM ini berimbas terhadap harga kebutuhan pokok yang lain,” kata salah seorang orator saat menyampaikan aspirasinya.
Apa jadinya ketika anak-anak balita kekurangan gizi akibat kondisi ekonomi yang semakin sulit. Sebab terdampak langsung terhadap kenaikan harga BBM.
BACA JUGA:Imbas Kenaikan BBM, Kapolres: Kabupaten Kuningan Masih Dalam Keadaan Kondusif dan Terkontrol
“Apalagi sebelum BBM ini naik, Kabupaten Kuningan sudah di cap sebagai kabupaten termiskin. Sekarang BBM sudah naik, mau dibawa kemana masyarakat kita ini pak,” tandasnya.
Ratusan pengunjuk rasa ditemui sejumlah pejabat daerah Bupati Kuningan, Ketua DPRD Kuningan, serta Pimpinan Komisi DPRD Kuningan.
Menurut bupati, secara pemerintahan maupun secara pribadi, pihaknyq menolak kenaikan BBM bersubsidi.
"Insya Allah kami dari pemerintah daerah tidak tinggal diam. Kami akan mengupayakan langkah strategis apa yang harus kami lakukan, agar dapat yang terjadi bisa diminimalisir,” tegas Bupati Acep Purnama. (*)