Ini 3 Kampung Mati di Kuningan, Korban Pergerakan Tanah, Tapi Masih Disambangi Warga saat Siang Hari

Minggu 27-08-2023,09:48 WIB
Reporter : Agus Sugiarto
Editor : Agus Sugiarto

Kemudian diperkuat oleh tembok penahan tebing (TPT) yang tebal untuk mencegah longsor serupa terjadi.

Warga Cimeong harus direlokasi ke lokasi baru setelah terjadi pergerakan tanah pada 31 Desember 2016 silam.

BACA JUGA:Demi Pelayanan, BPBD dan UPT Damkar Kuningan Layak Naik Kelas, Mantan Kalaks BPBD Dukung Perubahan Status

Kampung Cimeong sudah tidak lagi dihuni dan dibiarkan seperti kampung mati. Warga hanya datang siang hari untuk bersih-bersih saja.

2. Kampung/Dusun Cigerut, Desa Cipakem, Kecamatan Maleber

Pergerakan tanah juga terjadi di Kampung/Dusun Cigerut, Desa Cipakem, Kecamatan Maleber yang terjadi pada bulan Februari tahun 2018.

Dalam kejadian ini, ratusan warga diungsikan ke lokasi yang aman.  Dan untuk menampung ratusan warga, akhirnya pemerintah membangun hunian sementara.

Pasca bencana, warga dilarang kembali menghuni atau tinggal di rumah lama.

BACA JUGA:JANGAN DITIRU, Remaja 14 Tahun Iseng Pakai Cincin, Susah Dilepas, Akhirnya Datangi Kantor Damkar Kuningan

Sebab, kondisi tanah yang labil dan rawan pergerakan, mengancam keselamatan warga itu sendiri.

Larangan tersebut dipatuhi warga Cigerut, meski tinggal di huntara juga tidak membuat warga nyaman.

Atas bantuan pemerintah pusat, Pemkab Kuningan membangun 163 rumah baru di lahan milik pemdes setempat.

Di tahun 2019, warga Cigerut menempati rumah baru mirip komplek perumahan. Di tempat baru, warga terhindar dari bencana.

BACA JUGA:Sekretaris Deputi 2 Kemenpora RI Berminat Jadi Pj Bupati Kuningan? Sekda Dian dan Taufik Didukung Wakil Rakyat

Warga juga dilarang tinggal di kampung lamanya karena jaringan listrik sudah diputus serta rawan pergerakan tanah. 

3. Kampung/Dusun Cipari, Desa Margacina, Kecamatan Karangkancana

Kategori :

Terpopuler