Cara perekrutan pengikut barunyapun boleh dikata unik. Sultan Shafiudin terjun langsung. Raja Cirebon di pelarian ini yang mengecek kecakapan calon pengikutnya dalam mengaji.
Inilah kehebatan Shafiudin. Selain sebagai Sultan yang anti Belanda, dia juga dikenal seorang ulama. Bahkan dalam urusan mengaji, dia sendiri ahlinya.
Oleh para pengikutnya, Sultan Shafiudib ini dijuluki sebagai Sultan Matangaji. Karena dia sosok yang memang pandai atau matang dalam mengaji.
Pada akhirnya, tempat yang ditinggali Sultan dan sekaligus lokasi perekrutan para mujahid dan pejuang-pejuang baru itu, lama kelamaan dikenal dengan Desa Matangaji.
Nama tersebut diambil dari nama pendirinya. Yakni Sultan Sepuh Shafiudib alias Sultan Matangaji.(*)