Ada juga 2 jenis burung status rentan. Yakni Ciung Mungkal Jawa (Cochoa azurea) dan Celepuk Jawa (Otus angelinae)
Tak salah jika kawasan TNGC menjadi daerah penting untuk burung. Atau biasa disebut Important Bird Area dengan kode JID024 (Bird Life International Indonesia tahun 1998).
Bukan hanya kekayaan hayati, Gunung Ciremai juga memiliki banyak atraksi wisata. Dari jalur pendakian, wisata alam dan wisata budaya.
Gunung Ciremai merupakan salah satu tujuan utama pendakian. Rata-rata kunjungan setiap tahunnya diperkirakan mencapai 15.000 orang.
BACA JUGA:Benarkah Kucing Mampu Menyerap Energi Negatif dan Membawa Keberuntungan pada Pemiliknya?
Terdapat tiga jalur pendakian yang sudah familier. Yakni, jalur Linggarjati dan Palutungan di Kabuoaten Kuningan dan jalur Apuy di Kabupaten Majalengka.
Gunung Ciremai memiliki panorama alam cukup unik, variatif serta memiliki nilai estetika yang tinggi. Di antaranya pesona sunrise di puncak Ciremai.
Selain itu juga memiliki hutan alam yang indah, air terjun di daerah lembah, pemandian alam dan sumber air panas.
Wisata alam yang berada di dalam kawasan wilayah Kuningan antara lain adalah Lembah Cilengkrang, Curug sawer, Curug Sabuk ( Pajambon), Telaga Remis dan air deras Paniis (Pasawahan) dan Curug Putri (Cigugur).
BACA JUGA:Kucing Agresif Apakah Tanda Tidak Menyukai Kita? Ketahui 3 Tanda Ini!
Sedangkan di wilayah Majalengka antara lain adalah Curug Sawer (Argapura), Curug Tonjong dan panorama alam Sadarehe (Rajagaluh).
Bagi wisatawan budaya, kawasan TNGC banyak memiliki tempat yang bernilai sejarah tinggi dan dikeramatkan oleh masyarakat setempat.
Seperti Situ Sangiang (Banjaran), Gunung Pucuk (Argapura), Sumur Tujuh (Cibulan), Sumur Cikayan (Pasawahan), dan Situ Ayu Lintang (Mandirancan). (*)