Yang menarik, walau mayoritas warga Dusun Cimeong tersebut sudah direlokasi, namun masih ada 1 warga yang tak mau meninggalkan desa mati tersebut.
Orang yang tak mau pindah itu dipanggil Abah Edi. Mulabga kurang jelas mengapa sosok tersebut enggan meninggalkan dusun itu. Padahal, dulu dia merupakan orang berpengaruh di Dusun Cimeong.
Warga memanggil sosok itu dengan sebutan Lurah Abah Edi. Dia menjadi seseorang yang cukup dihormati.
Dia tinggal sendirian di dusun itu. Isteri dan anaknya pun sudah turut direlokasi. Isteri dan anaknya pun, masih seiring mengirimi makanan dan menjenguk Abah Edi seminggu sekali.
Belakangan baru diketahui, Abah Edi enggan direlokasi karena menjaga dan menggarap sawah miliknya. Jarak lahan pertaniannya itu lebih dekat bila dibandingkan dengan lokasi dusun relokasi.
Alasan lainnya, karena Abah Edi sudah lanjut usia. Juga memiliki riwayat penyakit maag dan jantung. Hal tersebut yang membuatnya tidak bisa berjalan jauh.
“Jadi biasanya (saya) tani sesudah jam 8 sholat sunnah Dhuha, sesudah jam 2 pulang lagi untuk melaksanakan shalat Duhur,” ungkap Abah Edi yang dilansir channel Youtube Dicky Reva.
Yang mengenaskan, kondisi rumah Abah Lurah Edi di dusun mati itu. Pada malam hari gelap gulita. Listrik sudah tak ada lagi di dusun tersebut.
BACA JUGA:Berikut 3 Cara Membuat Makanan Kucing agar Cepat Gemuk Secara Alami
Hanya senter dari batu baterai saja yang menjadi Umpenerangan andalannya. “Ya gelap karena memang sudah tidak ada apa-apa,” begitu pengakuannya menggambarkan dusun sudah lama mati. (*)