Lai mengatakan, meskipun Tiongkok ikut campur dalam setiap pemilu di Taiwan, upaya terbaru ini adalah yang paling serius. “Selain intimidasi politik dan militer, cara-cara ekonomi, perang kognitif, disinformasi, ancaman dan insentif,” katanya kepada wartawan.
"Mereka telah melakukan segala cara untuk mencampuri pemilu ini.”
Presiden Tsai Ing-wen, yang meninggalkan jabatannya sebagai Presiden Taiwan setelah mencapai batas dua masa jabatan. Dia menang telak dalam pemilu terakhir pada tahun 2020.
BACA JUGA:Cocok Untuk Modal Usaha Anda! Ini Dia Bocoran Tabel KUR BRI 2024 Dengan Limit 500 JUTA!
Kemenangannya dipicu oleh ketakutan masyarakat Taiwan bahwa negeri itu akan menjadi seperti Hong Kong. Hal tersebut yang membuat Beijing bersikap.
Tiongkok pun menindak perbedaan pendapat. Caranya dengan menerapkan undang-undang keamanan nasional. Hal ini setelah munculnya protes di berbagai penjuru yang menuntut kebebasan Taiwan yang lebih besar.
Beijing menolak semua komunikasi tingkat tinggi dengan Tsai. Juga meningkatkan tekanan politik dan militer terhadap Taiwan.
Lai mengatakan bahwa selama ada kesetaraan dan martabat, pintu Taiwan akan selalu terbuka. “Tetapi kita tidak boleh berangan-angan tentang perdamaian. Menerima prinsip ‘satu China’ bukanlah perdamaian sejati,” katanya.
BACA JUGA:Ini Nih Info Rincian Tabel KUR BRI 2024 Terbaru,Para Pelaku Usaha Muda Wajib Baca!
“Perdamaian tanpa kedaulatan akan membuat Taiwan sama seperti Hong Kong. Itu adalah perdamaian palsu.” (*)