Merespons viralnya perbincangan duo pundit itu, Justinus Lhaksana melihat dari 2 sisi. Pertama, mereka memang bicara apa adanya, tetapi dengan nada yang merendahkan.
Sebagai mantan pemain timnas, Coach Justin mengaku merasa direndahkan dengan pertanyataan kedua orang tersebut.
"Kalau gue jadi Shin Tae Yong, video itu akan guwe putar 2 jam. Tonton aja terus. Karena dalam bahasa Inggris, pemain yang naturalisasi juga paham," tandasnya.
Menurut dia, pernyataan pundit tersebut sangat merendahkan, karena Timnas Indonesia bahkan belum bermain di Piala Asia, tetapi sudah diinjak-injak.
"Shin Tae Yong harus putar video ini, biar pemain tergugah. Sekarang tunjukan kepada mereka berdua, kepada dunia bahwa lo bisa bermain," tegasnya.
Untuk bisa melakukan itu, sambung dia, butuh mindset. Sebab, sepakbola dimulai dari pikiran. Kaki hanya alat yang bisa menerjemahkan pemikiran.
"Gue nggak meragukan strategi dan visi Shin Tae Yong. Tapi apakah pemain kita yang main di Liga Indonesia, mindset-nya setara dengan pemain naturalisasi," bebernya.
Keraguan ini, kata Coach Justin, dilatarbelakangi pemain Indonesia yang berlaga di liga domestik belum tentu cara berpikirnya sama dengan pemain di luar.
BACA JUGA:Rasmus Hojlund Tajam Tapi Kecewa, Erik Ten Hag Sebut MU Kebobolan 2 Gol Mudah, Gagal Menang Lagi
"Mereka jaga badan, makan sehat dan nggak main sosmed. Ini tugas dari Shin Tae Yong untuk menyatukan mereka," tandasnya.
Satu hal yang harus ditekankan, kata Coach Justin adalah terkait dengan beban memakai seragam dengan lambang Garuda di dada.
"Mau lu diinjek-injek harga diri lu. Mau lu di hina sebelum satu bola ditendang?" tanya dia.
Coach Justin yakin, meski pemain Indonesia kualitasnya medioker, tetapi bukan berarti tidak bisa lolos dari penyisihan grup PialA Asia.
BACA JUGA:Inilah 5 Tanaman Hias Bunga Dipercaya Memberikan Keberuntungan Menurut Feng Shui dengan Keindahanya
Faktanya, memang demikian. Sebab, para pemain Indonesia yang masuk lewat proses naturalisasi memang tidak bermain di liga utama Belanda.