Banyak yang mengira, kata sosok yang menyelesaikan program doktoralnya di London Inggris ini, bahwa orang yang zuhud adalah orang yang miskin.
Padahal, orang yang zuhud itu bisa saja kaya raya. Bisa makan apa saja, bisa membeli apa yang dia inginkan, tetapi dia tidak melakukannya.
Dengan landasan kesadarannya, kekayaannya diperuntukan untuk orang-orang yang membutuhkan. Orang yang zuhud itu sebenarnya memiliki kemampuan untuk menurunkan keinginannya, tetapi dia memiliki kesadaran diri untuk mengontrol semua itu.
BACA JUGA:Kenali 6 Bau Yang Tidak Disukai Kucing, Cocok Untuk Mengusir Kucing Liar Yang Sering Berak di Rumah
Dia membelanjakan kekayaannya tepat sasaran dan tepat guna. Caranya dengan memastikan memberikan manfaat untuk orang lain.
Itulah sikap Buya Syakur dalam bertasawuf. Intinya, tasawuf baginya adalah jalan untuk membersihkan hati dan pikiran dari kotoran batin. Kotoran itu harus rutin dibersihkan, layaknya jasmani. (*)