RADARKUNINGAN.COM - Perbincangan mengenai Situs Gunung Padang kembali menyeruak akhir-akhir ini, terutama pasca kontroversi jurnal yang dibuat di Archeological Prospection diturunkan pada 1 Desember 2023.
Padahal, keberadaan situs arkeologi dan pundek berundak raksasa atau piramida ini, diharapkan dapat menarik minat para peneliti dunia untuk melakukan penelitian lebih lanjut.
Arkeolog Universitas Indinesia, Dr Ali Akbar yang sempat berjumpa dengan Graham Hancock untuk dokumenter Netflix mengungkapkan, dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dirinya menarik sebuah kesimpulan.
Gunung Padang merupakan sebuah bukit alami yang oleh masyarakat di zaman itu, dipangkas dengan bentuk tertentu lantas ditutup dengan struktur batu buatan manusia.
BACA JUGA:Gunung Padang Kembali Jadi Kontroversi, Artikel di Jurnal Internasional Dicabut
Struktur paling muda yang tampak di permukaan tanah saat ini, memperlihatkan bagaimana tangan manusia bekerja di sana.
"Batu dibentuk sekian rupa, sehingga menjadi seperti piramida tangga atau stepped pyramid," paparnya, terkait situs yang berada di Desa Karyamukti, Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur itu.
Di bawahnya, sambung dia, diduga masih ada piramida lain yang lebih tua. Bahkan ada indikasi secara geologi dan geofisika, masih ada 2 lapisan lagi yang lebih tua dari masa yang berbeda.
"Walau dibangun dahulu kala, Gunung Padang dibangun dengan teknologi dan konstruksi yang canggih," katanya.
BACA JUGA:6 Jenis Tanaman yang Wajib Punya di Rumah, Kaya Manfaat untuk Kesehatan dengan Visual yang Estetik
Hal tersebut ditunjukkan dengan ketepatan dalam menyusun lapisan batu adalah bukti pemahaman mayarakat ketika itu pada segi konstruksi dan arsitektur kuno.
"Batu disusun rapi, teliti, presisi dan sangat hati-hati oleh tangan manusia. Ini juga menandakan bahwa material dan tekniknya bisa bertahan lama. Itu luar biasa," ungkapnya di publikasi Ali Berkabar yang dikutip radarkuningan.com pada, Senin, 5 Februari 2024.
Siapa yang membuat Gunung Padang?
Dr Ali Akbar menjelaskan, dari penelitian yang dilakukan ternyata terdapat lapisan budaya berusia 5.200 tahun SM atau 7.200 tahun lalu.
BACA JUGA:Kenali 4 Penyebab Kucing Menjadi Depresi, Apakah Kucingmu Termasuk? Yuk Simak