Wilayah lainnya adalah Djalaksana atau sekarang Kecamatan Jalaksana.
Namanya waktu itu adalah Onderdistrict Tjilimoes. Di Distrik beber itu, terdapat juga kewadanan atau wedana di Tjilimoes.
Sedangkan untuk Koeningan, dulu yang masuk dalam wilayahnya adalah Koeningan, Kadoegede, Loerahgoeng, Tjiawaigebang, dan Lebakwangi.
Pembagian wilayah ini, besar kemungkinan turut mempengaruhi budaya masyarakat sampai dengan sekarang.
BACA JUGA:Sampai di-Review Nex Carlos, Seenak Apa Mie Get Cirebon? Yakin Nggak Ngiler untuk Mencoba?
Mengingat di wilayah Kabupaten Cirebon, ternyata banyak masyarakat yang masih menggunakan bahasa Sunda.
Dalam tulisan Tedi Kholiludin disebutkan bahwa, Staatsblad no. 285 tahun 1883 Regentschap Cheribon memiliki dua kebudayaan yakni Sunda dan Cirebon.
Untuk Distrik Beber yakni Mandirantjan hingga Losari cenderung lebih kental dengan kebudayaan Sunda. Sementara sisanya adalah masyarakat dengan kebudayaan Cirebonan.
Namun pasca kemerdekaan Republik Indonesia, Cilimus tidak lagi masuk dalam Distrik Beber. Bahkan kedua wilayah itu, sama-sama menjadi kecamatan.
Beber masuk dalam wilayah Kabupaten Cirebon, sedangkan Cilimus menjadi kecamatan di wilayah Kabupaten Kuningan.
Besar kemungkinan, pembagian wilayah administratif ini telah menimbulkan kebudayaan yang unik pula.
Bahkan, masyarakat di wilayah utara Kabupaten Kuningan lebih mirip dengan masyarakat di Kecamatan Beber.
Masyarakat di wilayah ini masih menggunakan Bahasa Sunda dalam kesehariannya. Bukan Bahasa Cirebon.
Kendati demikian, perbedaan kebudayaan dan bahasa pada wilayah-wilayah ini tentu memerlukan kajian lebih lanjut.