Kemudian dalam memperluas kekuasaan Syeh Jalaluddin bersama Patih Gandrayana salah satunya dilakukan dengan cara membelah bambu kuning atau awi kuning alias haurkuning.
Setelah awi itu terbelah 2, satu ditancapkan di daerah Wulukut dan yang satunya lagi di Bungkirit. Sekarang tempat ini bernama Haurduni atau Taman Makam Pahlawan Haurduni.
Namun setelah menancapkan bambu di Wulukut ternyata dia berniat membawa bambu itu ke Cirebon dengan mengutus Patih Gandrayana.
BACA JUGA:Simak 5 Ras Kucing Terlucu dan Tercantik Berikut Ini, yang Dapat Menceriakan Hari-Harimu!
Bambu kuning berhasil dibawa ke Cirebon, namun konon berubah menjadi sebuah pedang. Senjata itu diberi nama “Pedang Kamilah”.
Adapun tujuan dari bambu kuning yang dibawa Cirebon sebagai senjata bambu runcing. Tujuannya untuk membantu bala tentara Cirebon dan Demak menyerang Jayakarta atau Sunda Kelapa.
Itulah sejarah mengenai asal-usul Desa Haurkuning. Ternyata desa ini bukan saja terkait dengan Keraton Solo, namun juga berperan dalam penyebaran Agama Islam yang dilakukan Kasultanan Cirebon.