RADARKUNINGAN.COM - Gabungan peneliti asing merespons terkait bukti keberadaan Harimau Jawa hasil penelitian BRIN yang dimuat dalam jurnal internasional Oryx.
Jurnal internasional yang ditulis Wirdateti et al (2024) itu, menyatakan terdapat kemiripan hingga 97 persen antara sampel DNA rambut di Kabupaten Sukabumi dengan sampel Harimau Jawa dari museum.
Adanya penelitian BRIN tersebut, sebenarnya membuka kembali peluang dilakukannya peninjauan status punah.
Termasuk membuka peluang dilakukan penelitian lapangan di lokasi yang diyakini menjadi tempat bagi hewan dengan nama ilmiah panthera tigris sondaica ini bersembunyi.
BACA JUGA:Ini Dia 3 Cara Merawat Tanaman Janda Bolong Agar Tetap Subur dan Terawat
Bantahan atas penelitian Wirdateti et al (2024) dimuat dalam jurnal di bioRxiv dari Cold Spring Harbor Laboratory.
Bantahan tersebut berjudul; "No Reliable Evidence Supports the Presence of Javan Tigers - Data Issues Related to the DNA Analysis of a Recent Hair Sample."
Dalam Bahasa Indonesia: "Tidak ada Bukti yang Dapat Dipercaya untuk Mendukung Keberadaan Harimau Jawa - Masalah Data Terkait Analisis DNA Sampel Rambut Terbaru"
Penelitian tersebut secara khusus menanggapi penelitian Wirdateti et al (2024) yang dipublikasikan pada jurnal internasional Oryx.
BACA JUGA:Sopir Lupa Tarik Rem Tangan, Truk Meluncur di Jalan Tol Kalikangkung, Kejar-kejaran Sempat Terjatuh
Adapun tim penelitian yang merespons penelitian Wirdateti adalah Zheng-Yan Sui, Nobuyuki Yamaguchi, Yue-Chen Liu, Hao-Ran Xue, in Sun, Philip Nyhus dan Shun-Jin Luo.
Dalam abstrak dari penelitian yang dibuat disampaikan bahwa mereka merespons makalah di Oryx oleh Wirdateti et al (2024) mengenai bukti Harimau Jawa masih ada di Pulau Jawa, berdasarkan analisis mtDNA dari sehelai rambut.
Sampel rambut tersebut didapatkan dari lokasi yang diklaim ada warga bertemu dan melihat langsung pada tahun 2019, di Desa Cipendeuy, Kecamatan Surade, Kabupaten Sukabumi.
Para peneliti tersebut menyatakan bahwa mereka telah menganalisa ulang dengan cermat data yang disajikan oleh Peneliti Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Wirdateti.
BACA JUGA:6 Cara Merawat Tanaman Janda Bolong yang Rusak agar Kembali Subur dan Jadi Dekorasi yang Indah