RADARKUNINGAN.COM - Mitos tentang hewan pembawa sial, masih sangat kental di kalangan masyarakat Indonesia.
Jutaan budaya yang berbeda, dan tersebarnya informasi secara cepat, menjadi alasan utama atas maraknya mitos yang beredar, khususnya dalam hal hewan pembawa sial.
Padahal, sangat penting untuk diketahui, jika banyak mitos yang masuk dalam kategori hoaks.
Tidak terkecuali untuk mitos hewan pembawa sial. Pada dasarnya, tidak ada hewan pembawa sial. Semuanya hanya berdasar kepada pengalaman pribadi beberapa orang, dan takhayul belaka.
BACA JUGA:5 Tanaman Minimalis untuk Tanaman Indoor, Jadi Pilihan Dekorasi yang Menarik dan Estetik!
Padahal, semua dapat dijelaskan secara ilmiah, menggunakan akal logika, dan tentunya, berdasarkan ilmu sains.
Untuk itu, berikut ini, adalah penjelasan ilmiah tentang 3 hewan pembawa sial, khususnya yang sering terkena tuduhan orang-orang. Simak penjelasannya berikut ini.
1. Cicak dan Tokek
Pertama ada cicak dan tokek. Dua hewan ini, kerap dianggap sebagai hama oleh beberapa orang. Perilaku hewan ini yang kotor dan mengganggu, menjadi penyebab utama.
BACA JUGA:Satgas Netralitas ASN Pemkab Kuningan Sudah Dibentuk Pj Bupati Raden Iip, Ketua Satgas Dijabat Sekda
Mitos cicak yang banyak beredar adalah "kejatuhan cicak, tandanya akan mendapatkan kesialan". Padahal, hal ini ada penjelasan ilmiahnya, dan sangat masuk akal jika dipikirkan dengan benar.
Kejatuhan cicak saja sudah sial, lantas dimana letak kesialan yang dimaksud? Sial sendiri dalam KBBI, dapat dikatakan sebagai nasib buruk.
Jika ada cicak yang terjatuh kepada kita, bukankah itu sendiri sudah merupakan sebuah kesialan yang nyata? Siapa yang ingin kejatuhan cicak? tidak ada bukan, maka dapat dipastikan mitos ini hanyalah takhayul.
Mitos lain yang kerap menyelimuti cicak dan tokek, adalah cicak dan tokek merupakan jelmaan jin, dan dapat memberikan penyakit.