Ia menyayangkan ketidakpastian yang terjadi di tubuh HKTI, padahal para petani sangat membutuhkan pemimpin yang memahami kebutuhan mereka secara nyata.
"Hari ini, banyak petani yang kesulitan berkembang karena kurangnya pendampingan dari para praktisi pertanian. HKTI seharusnya menjadi solusi, bukan malah terjebak dalam Tarik ulur kepentingan politik," kata Ridho.
Dijelaskan lebih lanjut, Pemimpin HKTI harus memiliki kapasitas untuk benar-benar mengayomi petani dan menjadikan sektor pertanian sebagai pilar utama ekonomi daerah.
Menurutnya, pemilihan ketua HKTI yang tak kunjung menemukan titik temu, berisiko menghambat berbagai program pertanian yang seharusnya segera direalisasikan.
Jika situasi ini terus berlarut, para petani dikhawatirkan akan semakin terpinggirkan dan kehilangan arah dalam menghadapi tantangan di sektor pertanian.
Oleh karena itu, rekonsiliasi antara kedua kandidat dinilai sebagai solusi terbaik untuk mengakhiri kebuntuan dan kembali fokus pada tujuan utama meningkatkan kesejahteraan petani di Kabupaten Kuningan.