Sementara di Desa Pakapasan Girang, tambah Asep, 3 peternak dengan 9 ekor hewan ternak mereka mati. Kejadian rentang waktu 12-13 Agustus.
Sedangkan untuk di Kecamatan Darma, di Desa Cimenga 4 peternak kehilangan 5 ekor kambing. Kejadian pada 4-7 Juli.
Sementara pada tanggal 4 hingga 14 Juli, di Desa Tugumulya sebanyak 2 peternak kehilangan 6 ekor hewan ternak mereka.
Dijelaskan lebih lanjut, di dua kecamatan tersebut, pihak BKSDA Kabupaten Kuningan telah menebarkan kotoran singa di jejak kaki yang diduga macan tutul.
BACA JUGA:8 Tempat Wisata di Kuningan yang Lagi Viral, Cocok untuk Liburan Keluarga dan Hunting Foto
Tujuannya, agar keberadaan macan tutul menjauh dari pemukiman warga karena adanya bau kotoran singa.
"Penanggulan dengan cara alami, menebarkan kotoran singa di jejak kaki yang diduga macan tutul, diharapkan mereka mencium bau tersebut dan menjauh untuk menhindari adanya predator lain," katanya.
Sementara itu, teror terhadap ternak warga yang diduga serangan anjing liar, terjadi di dua kecamatan.
Pada tanggal 7 hingga 10 Februari, 4 peternak kehilangan 6 ekor kambing di Desa Cengal.
Disusul 2 peternak lainnya yang mengalami hal serupa, yakni 9 ekor mati pada tanggal 15 Februari.
Kemudian, pada tanggal 21 Juli 2024, di Desa Silebu, Kecamatan Pancalang. Di lokasi tersebut sebanyak 7 peternak kehilangan 9 ekor kambing yang disinyalir dimangsa anjing liar.