Kenapa Burjo Identik dengan Kuningan? Oh Ternyata Ini Asal Muasalnya

Kenapa Burjo Identik dengan Kuningan? Oh Ternyata Ini Asal Muasalnya

Kenapa warung burjo selalu identik dengan Kabupaten Kuningan. -Asep Kurnia-radarkuningan.com

BACA JUGA:Kereta Cepat Whoosh Mengalami Keterlambatan, KCIC dan PLN Berikan Penjelasan

"Sudah tradisi dari dulu banyak yang merantau, ada juga yang diajak saudaranya. Ya mungkin dulu kan lapangan kerja susah di Kuningan. Beda dengan sekarang," ungkapnya.

Khusus dari Maleber, kata Eno, mereka yang membuka usaha biasanya Warung Burjo. Usaha ini dibuka tidak hanya di wilayah Jabodetabek, bahkan sampai ke Jogjakarta dan sekitarnya.

Peminat dari Warung Burjo Kuningan dengan cepat tumbuh. Dikarenakan usaha ini buka selama 24 jam. Sementara pada saat itu, masih jarang usaha yang berani non stop buka.

Kemudian harganya pun murah meriah, dengan menu yang sederhana. Sehingga burjo pun banyak tumbuh di daerah kampus. Sebab, harganya dianggap cocok di kantong.

BACA JUGA:Sama-sama dari Kuningan, Kencan Pertama Anies Baswedan dan Fery Farhati Ganis Justru Terjadi di Momen Ini

Bahkan, sempat muncul istilah burjoisme atau mereka yang sangat suka nongkrong di burjo. Kebanyakan adalah mahasiswa dan anak kos.

Sejumlah sumber menyebut pioneer Burjo Kuningan, sejauh ini diyakini berada di Tembalang, Semarang. Lalu di-copy ke tempat lainnya.

Usaha ini dengan cepat menjamur karena sistem pengelolaannya yang unik. Misalnya seperti yang dilakukan Ratim, pemilik salah satu Burjo di Kabupaten Kuningan.

Dia membebaskan karyawannya makan apapun yang ada di warung. Begitu juga kebutuhan lain seperti rokok. Yang terpenting adalah modal berputar.

BACA JUGA:10 Wisata di Dataran Tinggi Majalengka, Nuansa Keindahan Alam Yang Menakjubkan!

Sebab, karyawan juga bertanggung jawab untuk belanja kebutuhan warung dan menyisihkan selisih dari hasil jualan.

Meski sepintas terkesan boros, namun hal ini justru membuat karyawan merasa memiliki warung dan segala asetnya. Termasuk barang yang dijual.

Agar selisih dan keuntungan bisa lebih banyak, tentu akan sama-sama berhemat. Sehingga ketika waktunya bagi hasil atau gajian, uang yang mereka terima pun nominalnya lumayan.

Sisi unik lainnya adalah pekerja burjo ini berganti setiap 3 bulan. Dan pergantian karyawan ini, bukan satu atau dua orang saja. Mereka membentuk semacam tim. Nah tim itulah yang akan mengelola di periode 3 bulan berikutnya.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: