Temui Warga Darma, Toto Suharto Soroti Jalan Rusak dan Aspirasi Petani di Wilayah Selatan Kuningan

KUNINGAN, RADARKUNINGAN.COM – Dalam kunjungan resesnya, anggota DPRD Jawa Barat dari Fraksi PAN, Toto Suharto menyoroti sejumlah persoalan yang dikeluhkan masyarakat Kabupaten Kuningan, terutama terkait infrastruktur jalan yang rusak di kawasan selatan.

Salah satu keluhan utama warga yang diterima Toto adalah kondisi jalan kabupaten yang menghubungkan Desa Karanganyar, Kecamatan Darma, dengan wilayah Majalengka.

Jalur tersebut selama ini menjadi rute alternatif penting Kuningan–Majalengka, khususnya ketika terjadi bencana longsor di daerah Cikijing.

“Jalan ini menjadi tumpuan utama saat jalan nasional tertutup akibat longsor. Sayangnya, kondisinya saat ini sangat memprihatinkan karena banyak bagian yang rusak,” ungkap Toto pada Senin 28 Juli 2025.

BACA JUGA:Penyaluran KPR Subsidi Didominasi FLPP, BRI Komitmen Tingkatkan Akses Hunian Terjangkau Program 3 Juta Rumah

BACA JUGA:ATM BRI Mudah Ditemukan hingga ke Pelosok, Warga: Layanannya Lengkap dan Praktis!

Ia menekankan bahwa kerusakan jalan ini bisa membahayakan pengendara, terlebih saat volume kendaraan meningkat ketika jalur utama tak bisa dilalui.

Dalam beberapa insiden longsor sebelumnya, seluruh arus lalu lintas dialihkan melalui jalur yang melewati Desa Karanganyar dan desa-desa sekitar di Kecamatan Darma.

“Karena itu, perhatian serius dari pemerintah daerah maupun provinsi sangat dibutuhkan untuk segera memperbaiki jalur ini. Jika longsor kembali terjadi, akses satu-satunya hanya tinggal jalan ini,” ujarnya dengan nada tegas.

Toto berkomitmen untuk menyampaikan persoalan tersebut ke tingkat provinsi agar bisa diusulkan masuk dalam alokasi perbaikan melalui APBD Jawa Barat.

BACA JUGA:Kartu Brizzi jadi Penolong Ampuh, Tak hanya untuk Bayar Tol Saldo Bisa Digunakan Bayar Listrik

BACA JUGA:Peringati Hari Sungai Nasional, BRI Jaga Ekosistem Lewat Bersih-Bersih Sungai dan Kesadaran Pengelolaan Sampah

Tak hanya infrastruktur, Toto juga menampung aspirasi dari pelaku usaha kecil dan menengah di sektor pertanian.

Para petani Ubi Cilembu, misalnya, mengeluhkan kesulitan dalam memasarkan produk dan keterbatasan modal usaha.

Sumber: