SDN 1 Cirebon Girang Alami Lonjakan Jumlah Siswa, Ini Penyebabnya

SDN 1 Cirebon Girang Alami Lonjakan Jumlah Siswa, Ini Penyebabnya

Kabid Pendidikan Dasar Disdik Kabupaten Cirebon, Andri Hermansyah SH menunjukan usulan penambahan RKB SDN 1 Cirebon Girang sudah masuk sistem sarana sekolah dasar (Saseda), kemarin.-Samsul Huda-Radar Cirebon

Tahun ini, sekolah kembali mengajukan penambahan RKB, meski belum merinci jumlah ruang yang dibutuhkan.

"Kami juga sudah meninjau ke lokasi. Kami minta pihak sekolah melengkapi dokumen, termasuk kepastian status lahan, apakah sudah menjadi aset sekolah atau masih milik desa," imbuhnya.

Menurutnya, fokus utama pembangunan pendidikan tahun ini masih diarahkan pada revitalisasi ruang kelas rusak berat dan pembangunan sanitasi sekolah. 

BACA JUGA:Shopee dan Vidio Hadirkan Fitur Vidio Shopping, Cara Baru Belanja Praktis Sambil Nonton Tayangan

Sebab, banyak bangunan SD yang berusia lebih dari 10 tahun dan kondisinya mulai mengkhawatirkan.

"Sekitar tahun 2010-2011 dulu memang ada pembangunan besar-besaran. Namun saat itu konstruksinya belum menggunakan baja ringan. Kini prioritas kami adalah memperbaiki gedung-gedung yang sudah rusak berat," ungkapnya.

Berdasarkan data per Mei 2025, terdapat 778 ruang kelas di Kabupaten Cirebon yang masuk kategori rusak berat, dan jumlah ini berpotensi bertambah setelah pembaruan data awal tahun depan. Selain itu, ada sekitar 1.000 ruang kelas yang kondisinya rusak sedang.

"Secara keseluruhan, Kabupaten Cirebon memiliki 5.871 ruang kelas di 745 sekolah dasar. Sementara itu, total kebutuhan RKB yang sudah diajukan mencapai 45 ruang dari 28 sekolah, termasuk SDN 1 Cirebon Girang," paparnya. 

Ia berharap, usulan Cirebon Girang bisa segera disetujui oleh tim anggaran. 

BACA JUGA:CustoMAXI 2025 : Arena Adu Kreativitas Ciptakan Skutik MAXI Yamaha yang Anti-Mainstream

"Yang terpenting semua prosedur harus dilalui, baik dari kelengkapan dokumen, kebutuhan riil, maupun kesiapan lahan," pungkasnya. 

Perlu diketahui, Keterbatasan Ruang Kelas Baru (RKB) di SDN 1 Cirebon Girang, Kecamatan Talun, membuat proses belajar mengajar tidak maksimal. 

Bahkan, pihak sekolah terpaksa menerapkan sistem belajar secara bergiliran (shift) dan menjadikan musala sebagai ruang kelas darurat, meski tanpa dilengkapi meja dan kursi. 

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: