Hari Jadi Kuningan Jadi Perdebatan, Hasil Penelitian Kabupaten Kuningan Lahir 5 Januari 1819

Hari Jadi Kuningan Jadi Perdebatan, Hasil Penelitian Kabupaten Kuningan Lahir 5 Januari 1819

KUNINGAN–Belakangan ini muncul perdebatan terkait hari jadi Kuningan yang sebenarnya. Sebab, ada pihak peneliti sejarah Kuningan yang mengklaim hari jadi Kuningan bukan 1 September, melainkan 5 Januari. Dari hasil penelitian dan kajian sejumlah kalangan warga, tanggal 5 Januari menjadi salah satu tanggal yang diklaim memiliki dasar sejarah, bahkan di antara akademisi yang meneliti telah menerbitkan buku berjudul “5 Januari Hari Jadi Kabupaten Kuningan”. Di antara kumpulan pengkaji sejarah yang cukup menonjol di Kuningan, yakni Komunitas Masyarakat Peduli 5 Januari atau Mapelija. Salah satu anggotanya, Dr Tendi, yang juga seorang akademisi dan dosen perguruan tinggi di Cirebon, telah lama meneliti sejarah hari jadi ini. Berbagai catatan sejarah yang ia kumpulkan, menarik kesimpulan bahwa tanggal 5 Januari 1819 merupakan awal pertama melekatnya istilah kabupaten di Kuningan semasa era kolonial di bawah Thomas Stanford Rafles. Untuk mengetahui alasan rinci 5 Januari, ratusan copy buku ini laris manis dibeli warga Kuningan. Meski demikian, Tendi berharap warga Kuningan menyikapi perbedaan pendapat tanggal hari jadi Kuningan ini dengan bijak, karena tanggal 1 September merupakan tanggal resmi yang dirayakan setiap tahunnya di Kuningan sejak keluarnya Perda tahun 1978. Hasil kajian secara akademis ini diharapkan menjadi khasanah penambah pengetahuan bagi warga Kuningan. Menurut Tendi, Kuningan sendiri ada yang masuk dalam satuan wilayah administratif kabupaten, bisa juga sebagai kecamatan, dan ada juga desanya. Yang difokuskan dalam penelitiannya, jelas terkait Kuningan sebagai kabupaten. “Jadi, saya mengemukakan bukti otentik tentang hari jadi Kabupaten Kuningan yang ternyata jatuh pada tanggal 5 Januari 1819,” ungkap Tendi, usai merayakan Harjad Kuningan berdasarkan hasil penelitian bersama komunitasnya, Minggu (5/1). Bertepatan dengan tanggal 5 Januari kemarin itu, komunitas Mapelija memperingatinya dengan cara yang sederhana. Bertempat di salah satu rumah di Jalan Oto Iskandar Dinata Kuningan, warga dari berbagai kalangan ini berkumpul melakukan doa bersama dan mendengarkan sejarah ditetapkannya Hari Jadi Kuningan 5 Januari. Salah satu warga yang juga mahasiswa FKIP Sejarah, Maulana Yusuf, mengungkapkan rasa penasarannya setelah membaca buku 5 Januari tersebut. Dengan rasa ingin tahu, beberapa waktu lalu ia menyempatkan diri mencari informasi ke Pemda Kuningan hanya untuk mendapat salinan Perda penetapan 1 September sebagai hari jadi Kuningan yang selama ini diperingati setiap tahunnya. “Setelah saya baca, ternyata saya menemukan tanggal 5 Januari itu ada datanya tentang hari lahir Kabupaten Kuningan,” kata Maulana. Sementara itu, acara yang sarat dengan nilai kekeluargaan tersebut dihadiri oleh puluhan warga, terdiri dari tokoh masyarakat, budayawan, pegiat sosial, pemerhati sejarah dan akademisi di bidangnya. Usai melaksanakan syukuran dan kajian, mereka menutup acara dengan menampilkan sejumlah seni tradisional hingga makan bersama. Komunitas ini menyatakan kesediaannya jika suatu saat pihak pemda mengajak mereka berdiskusi atau audiensi seputar hari jadi Kuningan. Berbagai bukti telah dipersiapkan untuk menjawab  pertanyaan mengapa 5 Januari adalah hari jadi Kuningan. Mereka pun berharap jika diskusi ini terselenggara bersama pemda, berbagai bukti historis 1 September pun ingin diketahui komunitas ini. Kemauan warga Kuningan menggali sejarahnya sendiri patut diapresiasi, dengan saling mengemukakan bukti dan catatan sejarah, informasi dan khasanah, maka pengetahuan masyarakat akan terus bertambah. (muh)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: