Longsor di Desa Jabranti, Satu Rumah Retak-retak

Longsor di Desa Jabranti, Satu Rumah Retak-retak

KUNINGAN-Hujan deras yang melanda wilayah Kuningan Timur pada Kamis (16/1) sore menyebabkan tanah longsor di Desa Jabranti dan satu rumah warga mengalami retak-retak. Berdasarkan informasi dihimpun Radar Kuningan, musibah tanah longsor tersebut terjadi sekitar pukul 17.00 WIB. Hujan deras yang terjadi sejak pukul 15.00 WIB menyebabkan tebing setinggi 12 meter longsor hingga mengancam sebuah rumah yang ditempati Agus bersama istri dan anak-anaknya nyaris terbawa longsor. \"Bencana tanah longsor di Desa Jabranti menyebabkan satu rumah warga mengalami rusak lumayan berat. Pekarangan belakang rumahnya ambles sehingga menyebabkan tembok bagian dapur retak-retak,\" ungkap Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kuningan Agus Mauludin kepada Radar Kuningan. Beruntung tak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut. Namun kondisi tanah yang labil dan berpotensi terjadi longsor susulan apabila hujan deras kembali turun memaksa Agus dan keluarganya harus mengungsi ke rumah saudaranya yang lebih aman. Kejadian tanah longsor yang mengancam rumah Agus tersebut pun langsung mendapat penanganan petugas BPBD dan masyarakat, aparat desa setempat dibantu anggota Koramil dan Polsek Subang bergotong royong membersihkan material longsor pada Jumat (17/1) pagi. \"Untuk antisipasi longsor susulan, warga melakukan pembongkaran bagian rumah yang terancam longsor. Selain itu kami sudah berkoordinasi melaporkan bencana tanah longsor yang menyebabkan tembok penahan tebing dan satu rumah rusak ke dinas terkait untuk penanganan selanjutnya,\" ujar Agus. Untuk keluarga korban tanah longsor, pihaknya telah mengirimkan logistik berupa bahan makanan untuk kebutuhan beberapa hari ke depan. \"Sambil menunggu perbaikan rumah dan lingkungannya, pemilik rumah untuk semenatara diungsikan ke rumah saudaranya yang berlokasi masih di satu RT,\" ujarnya. Atas kejadian ini, Agus pun mengimbau kepada masyarakat untuk hati-hati dan waspada terhadap segala potensi bencana yang mengancam selama musim hujan ini. Baik yang tinggal di daerah perbukitan, agar memeriksa lingkungan sekitarnya dari tanda-tanda tanah longsor ataupun yang tinggal di daerah sekitar aliran sungai agar memantau pergerakan air saat hujan turun. \"Perlu diketahui, puncak musim hujan diprediksi akan terjadi pada bulan Januari dan Februari mendatang sehingga masyarakat diimbau untuk selalu waspada. Perhatikan lingkungan sekitar, apabila ada tanda-tanda kebencanaan agar segera melaporkan ke aparat desa setempat untuk segera dilakukan penanganan,\" imbaunya. (fik)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: