DPRD Ancam Pansuskan Kasus Relokasi Cileuweung

DPRD Ancam Pansuskan Kasus Relokasi Cileuweung

KUNINGAN-DPRD Kuningan melalui Komisi III, kembali menyoroti terkait dampak dari pembangunan Waduk Cileuweung (Waduk Kuningan, red) yang hingga saat ini masih menyisakan masalah. DPRD bahkan mengancam akan mempansuskan masalah ini jika penanganan terhadap warga terdampak Waduk Cileuweung belum kunjung usai. “Nanti hari Senin (20/1) habis bimtek (bimbingan teknis), kita akan mengundang dari Dinas PUTR (Pekerjaan Umum dan Tata Ruang) untuk meminta penjelasan pelaksanaannya (relokasi warga terdampak Waduk Cileuweung, red) sampai sejauh mana penanganannya, dan sekarang sudah seperti apa,” kata Ketua Komisi III DPRD Kuningan Dede Sudrajat kepada sejumlah jurnalis usai halat Jumat di Masjid Al-Amanah DPRD Kuningan, Jumat (17/1). Saat Komisi III mengundang pihak PUTR yang dipimpin HM Ridwan Setiawan SH MH MSi Senin lusa, kata Dede, pihaknya akan mempertanyakan sejumlah poin penting terkait penanganan warga terdampak pembangunan Waduk Cileuweung, yang salah satunya yakni Desa Kawungsari Kecamatan Cibeureum. Desa ini akan ditenggelamkan karena terkena area pembebasan lahan waduk. “Kita akan meminta penjelasannya seperti apa? Kalau misalkan belum ada kejelasan yang pasti, mungkin kita akan dorong agar masalah ini dipansuskan di DPRD,” ancam Dede. Ditanya apa urgensinya sehingga akan didorong untuk dipansuskan, politisi PKS ini mengatakan itu tergantung nanti dari penjelasan pihak PUTR. Sebab pansus itu perlu dibentuk jika ada sesuatu dalam penanganan warga tersebut yang terdampak dari pembangunan Waduk Cileuweung. “Kita akan melihat dulu perkembangan nanti seperti apa? Kan harus ada dulu penjelasan dari PUTR saat nanti kita undang. Perlu tidaknya, kan kita harus ada penjelasan dulu. Kalau seandainya nanti tidak ada kejelasan atau meragukan kami, ya kita akan mengusulkan untuk dipansuskan,” tegasnya lagi. Soal relokasi warga Kawungsari, Dede pun mengatakan dirinya berempati karena mereka (warga Kawungsari, red) sudah puluhan tahun tinggal di desanya tersebut. Ia pun akan mempertanyakan bagaimana kajian pemerintah dalam upaya merelokasi permukiman warga Kawungsari, sehingga tidak asal-asalan. “Kasihan orang dipindahkan, sedangkan mereka sudah lama tinggal di sana, sudah sekian puluh tahun, terus direlokasi, tempatnya itu kan kurang layak. Kita jangan hanya bisa memindahkan saja, sementara kajiannya tidak jelas, ini juga yang akan kita tanyakan ke PUTR,” ujarnya. Selain itu, Dede juga menyoroti terkait adanya bangunan SDN Kawungsari di lokasi relokasi yang kini mengkhawatirkan, karena lantainya sudah retak-retak, padahal bangunan belum juga ditempati (baru selesai dibangun, red). Tekadnya untuk menyoroti persoalan yang belum juga tuntas terkait dampak pembangunan Waduk Cileuweung, ini sudah sepatutnya mendapatkan perhatian banyak pihak. “Kita nanti turun ke lokasi untuk melihat langsung. Kalau sudah retak begitu, ini ada persoalan di dalamnya. Pengawasan dari dinas seperti apa? Bangunan baru selesai kok sudah rusak lagi. Mestinya kan dilihat dulu kontur tanahnya seperti apa, itu kayaknya tidak ada TPT (Tembok Penahan Tebing),” bebernya. (muh)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: