Rakyat Dilarang Hajatan, Pejabat Bikin “Pesta”
KUNINGAN – Beredarnya video berdurasi sekitar 27 detik yang memperlihatkan acara ulang tahun pejabat di Kabupaten Kuningan menuai polemik. Dalam situasi pandemi Covid-19, di Kuningan sendiri sempat viral rakyat yang menggelar hajatan dibubarkan. Namun kini ada oknum pejabat malah bikin “pesta” dengan mengundang kerumunan massa. Dalam video pertama menggambarkan sebuah acara ucapan selamat ulang tahun kepada Bupati Kuningan H Acep Purnama SH MH. Ulang tahun yang dihadiri cukup banyak orang ini terkesan tidak menerapkan jaga jarak fisik, alias berkerumun. Video berikutnya yang beredar luas di masyarakat, juga menggambarkan pejabat daerah yang diduga berkerumun tanpa mengindahkan protokol Covid-19. Video tersebut terkait pelepasan salah seorang camat yang memasuki masa pensiun. Video ini memperlihatkan tamu undangan saat mengantre di prasmanan untuk mengambil menu makan. Sontak saja dua video yang kini sedang viral dan jadi bahan perbincangan masyarakat tersebut langsung mendapat kritikan tajam dari berbagai pihak, termasuk sejumlah kalangan masyarakat. Tak terkecuali kritikan keras datang dari salah satu jurnalis sekaligus Ketua PWI Kuningan Iyan Irwandi SIP. “Wartawan yang sering memberitakan untuk mengimbau kepada seluruh masyarakat, agar taat terhadap ketentuan-ketentuan yang tertuang pada perpanjangan PSBB sangat kecewa. Karena diduga sejumlah pihak termasuk kalangan birokrat tidak mengindahkan aturan tersebut,” kata Iyan dalam keterangan resminya, Selasa (2/6). Menurutnya, hal itu dapat dilihat dengan beredarnya sejumlah video kegiatan yang melibatkan massa cukup banyak. “Kita semua menghendaki supaya Covid-19 di Kuningan bisa cepat hengkang dan tidak terus memakan korban,” tegasnya. Oleh sebab itu, Ia menekankan agar semua pihak bisa menahan diri sampai habisnya masa PSBB untuk memasuki tatanan new normal (kehidupan normal baru). “Kalau birokratnya saja diduga tidak patuh, bagaimana dengan masyarakat umum yang selama ini menjerit karena peraturan PSBB,” sindirnya. Pihaknya meminta agar dapat menghargai para wartawan yang kerap kali dibully netizen akibat beritanya dianggap hoax, padahal sesuai fakta di lapangan. Karena memiliki nara sumber yang jelas, terutama dari Crisis Center Percepatan Penanggulangan Covid-19 Kuningan. “Hargai usaha keras tenaga medis yang keselamatannya selalu terancam karena penanganan virus corona. Marilah kita saling menghargai dan mendukung demi terciptanya Kuningan yang kondusif dan sehat,” pintanya. Sementara itu, Kabag Protokol dan Komunikasi Pimpinan Setda Kuningan Dr Wahyu Hidayah MSi, memberikan tanggapan melalui sambungan telepon seluler kepada sejumlah awak media. Menurutnya, acara yang diadakan di Pendopo Pemkab Kuningan sifatnya spontanitas saja. “Agenda itu spontan, awalnya hanya untuk lingkup setda saja. Hanya buat pejabat tertentu saja, Pak Wabup, Pak Sekda, Asisten 3 orang, Staf Ahli dan para Kabag saja,” jelas Wahyu. Dia menegaskan, dalam kegiatan itu tidak ada acara perayaan sebagaimana yang disudutkan. Bahkan dalam peringatan ultah ke-61 Bupati Acep itu, tidak ada agenda bersalam-salaman. “Saat ini kan masa pandemi, disampaikan juga tidak ada ucapan selamat satu per satu, jadi singkat saja. Langsung doa dan kita juga perhatikan protokol Covid-19, pakai masker, ada sekat di tempat duduknya,” jelasnya lagi. Bahkan dirinya menyebut, sempat jadi pembawa acara dalam kegiatan tersebut. Karena itu acara diatur agar agenda tidak berlangsung lama, sebab bupati akan bertolak ke Solo hari itu juga. “Pak Bupati juga tidak berbicara lama, hanya kurang dari 5 menit. Kemudian dalam doa pun disisipkan agar kita segera bisa melewati masa pandemi Covid-19,” ungkapnya. Terkait aturan PSBB yang diperpanjang, Ia menjelaskan, saat ini masih berlaku. “Saat ini aturannya masih PSBB, dan lagi mengarah ke Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB),” imbuhnya. Ikut menambahkan, juru bicara Crisis Center Percepatan Penanganan Covid-19 Kuningan Agus Mauludin SE. Sama seperti yang disampaikan Wahyu, Agus pun menjelaskan acara tersebut bersifat spontan dan khusus, serta dadakan alias tanpa direncanakan. “Kegiatan ultah Pak Bupati tidak diselenggarakan secara khusus, itu sifatnya spontan/dadakan yang kebetulan hadir tadi pagi. Hanya doa dan ucapan selamat, yang hadir juga jaga jarak dan pakai masker, jumlahnya tidak banyak. Saya juga hadir di sana setelah doa, selesai makan pun nasi pincuk/bungkus yang dibawa masing-masing. Acara tidak sampai setengah jam. Setelah itu bubar, karena Pak Bupati pun langsung berangkat, ada acara di luar kota,” terang Agus. Sedangkan terkait adanya kegiatan pelepasan camat yang memasuki purnabhakti dengan mengadakan kumpulan, ia mengaku baru mengetahuinya dari WAG (WA Grup) wartawan yang tergabung dalam Media Center Corona. “Kalau yang ini, jujur saya baru tahu dari WAG wartawan siang tadi, karena saya sedang ada kegiatan pemasangan alat warning receiver system dari BMKG. Siang tadi juga sudah saya kontak ketua Forum Camat agar menyampaikan klarifikasi terkait hal tersebut,” ucapnya. Terpisah, Bupati Kuningan H Acep Purnama SH MH menyanggah kegiatan yang ada dalam video tersebut sebagai acara perayaan ulang tahun. “Itu bukan perayaan, spontanitas teman-teman mengucapkan selamat dan langsung doa, lalu bubar. Jadi pada datang mengucapkan selamat,” singkatnya. Sementara itu, terkait beredarnya sejumlah foto dan video diduga tidak mengindahkan protokol kesehatan Covid-19, Ketua DPRD Kuningan Nuzul Rachdy SE menegaskan semua pejabat publik harus tahu diri, apalagi saat ini masih pemberlakuan PSBB. “(Pejabat) harus tahu diri, apalagi sekarang kan masih PSBB. Ini kan pengendalian pembatasan sosial. Ya nggak boleh. Tapi kalau sepanjang itu dengan menjaga jarak, ya jangan terlalu didramatisir. Yang jelas dalam situasi PSBB ini semua pihak harus mengikuti aturan, termasuk wartawan, harus pakai masker, jaga jarak,” ucap Zul, sapaan akrabnya. (muh)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: