Perempuan Lintas Agama Berbagi Sembako

Perempuan Lintas Agama Berbagi Sembako

KUNINGAN– Sejumlah perempuan yang tergabung dalam Jaringan Gerakan Perempuan Lintas Agama (Jaga Pelita) membagikan sembako kepada warga kurang mampu. Sembako itu diberikan kepada pasangan keluarga Kasban (60) dan Barkasih (60) di Kelurahan Cipari Kecamatan Cigugur Kabupaten Kuningan. Bantuan ini diberikan karena melihat kondisi rumah keluarga Kasban yang cukup memprihatinkan. Rumah keluarga ini hampir roboh, akibat dinding depan dan samping rumah ambruk. Hal itu terjadi karena kondisi rumah yang dihuni keluarga Kasban telah lapuk termakan usia. Kasban bersama warga setempat terpaksa menopang atap rumah dengan sejumlah batang bambu. Seorang pengurus Jaga Pelita, Sri Rejeki menuturkan, jika bantuan yang diberikan merupakan donasi dari para pengurus Jaga Pelita dan para donatur. “Sesuai dengan motto kami yaitu menjadi sahabat bagi kemanusiaan. Maka dari itu, kami secara spontanitas tergerak untuk meringankan beban saudara kami,” ujarnya. Pihaknya berharap, bantuan yang disalurkan semoga dapat membantu memenuhi kebutuhan pokok beberapa ke depan. Adapun bantuan itu berupa minyak goreng 2 liter, gula 2 kilo, indomie 10 bungkus, telor 2 kilo dan bahan kebutuhan lain dengan total senilai Rp230 ribu. Sementara pemilik rumah, Barkasih mengaku, cukup terbantu dengan adanya bantuan sembako tersebut. Setidaknya dapat memenuhi kebutuhan pangan dalam beberapa hari ke depan. “Terima kasih bantuan sembako yang sudah diberikan. Semoga sembako ini bisa mencukupi kebutuhan dapur beberapa hari ke depan,” ucapnya. Terkait robohnya dinding rumah, Barkasih mengaku, kalau peristiwa itu terjadi pada minggu lalu. Kini dirinya hanya bisa pasrah dengan kondisi rumah yang cukup memprihatinkan. “Ketimbang kebuka seperti ini, terpaksa saya pinjam dulu ke toko material untuk bata merahnya. Kalau ada uang nanti dibayar. Untuk semen sudah dikasih dari Gereja Kristen Pasundan 10 sak,” terangnya. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, Barkasih mengandalkan pekerjaan sebagai buruh tani. Bahkan dapat dibilang profesinya serabutan, sehingga tidak memiliki penghasilan tetap. (ags)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: