Nuzul Pertanyakan Pertemuan 3 Wakil Ketua DPRD

Nuzul Pertanyakan Pertemuan 3 Wakil Ketua DPRD

KUNINGAN – Pertemuan khusus tiga wakil ketua DPRD Selasa lalu (23/6) yang disebut-sebut sebagai rapim terbatas, dipertanyakan Ketua DPRD Nuzul Rachdy SE. Nuzul pun menjelaskan kenapa rapat konsultasi sebelumnya tidak didahului rapim, sebagaimana yang dipertanyakan tiga pimpinan dewan. “Rapat konsultasi itu sifatnya spontanitas saja. Saya juga mempertanyakan yang tiga pimpinan ini karena ada foto yang beredar, apakah kemarin itu benar ada rapim terbatas? Ah katanya enggak, kita mah hanya silaturahmi saja. Tapi gak tahu kalau di balik itu ada agenda lain, saya gak tahu,” kata Nuzul saat ditemui di ruang kerjanya, Rabu (24/6). Berdasarkan penjelasan tiga pimpinan dewan yang melakukan pertemuan Rabu kemarin itu, lanjut Nuzul, pertemuan itu bukan rapim, melainkan hanya silaturahmi biasa. Mengingat secara kebetulan sudah ada agenda audiensi dari warga Cisantana yang diterima Wakil Ketua DPRD Kuningan Hj Kokom Komariyah. “Itu katanya silaturahmi saja. Karena kebetulan waktu itu ada audiensi dari Cisantana, Pak Ujang telat datang, lalu diterima oleh Bu Kokom. Hanya itu,” jelas Nuzul. Menurutnya, rapat konsultasi tidak mesti didahului oleh rapim (rapat pimpinan), karena hal itu tidak ada dalam aturan Tata Tertib (Tatib) DPRD. Yang jelas, kata dia, rapat konsultasi dilakukan guna menindaklanjuti hasil rapat Banmus sebelumnya yang telah mengagendakan kegiatan reses yang rencananya akan dilaksanakan awal Juli. “Ini kan perlu ada komitmen dari masing-masing parpol, dikonsultasikan dengan fraksi masing-masing. Pertama, mengubah tentang pola reses, kita harus sepakati dengan fraksi. Tapi saya tanyakan Bu Kokom tidak hadir, dilaporkan oleh fraksinya sakit, Pak Ujang dilaporkan izin karena ada DPW. Saya gak mungkin menanyakan kenapa, positif tinking aja. Kalau menurut saya tidak ada masalah,” kata Nuzul. Selaku pimpinan DPRD, ia menegaskan dalam melaksanakan tugas dilakukan secara on the track atau berjalan sesuai aturan yang ada. Justru yang membuat masalah bermunculan di DPRD, karena ada sesuatu yang belum menjadi keputusan DPRD, itu sering muncul di media. “Jadi, saya sarankan kepada anggota DPRD, yang belum menjadi keputusan DPRD gak perlu di-blowup, itu rahasia lembaga. Kalau ada perbedaan pendapat ya selesaikan di dewan. Enggak usah perbedaan pendapatnya didiskusikan dengan wartawan, didiskusikan dengan pihak ketiga. Jadi, yang menjadi masalah kan sebetulnya itu. Yang belum menjadi keputusan lembaga, tidak perlu didiskusikan di luar,” saran Nuzul. Namun kata Nuzul, bagi dia pribadi sebenarnya hal itu tidak menjadi masalah. Hanya karena seperti ada sesuatu yang terjadi di DPRD, dia menyarankan agar semua pihak di lembaga DPRD bisa menjaga kondusivitas. “Ya karena ini seperti ada apa-apanya, saya sarankan supaya semua pihak di lembaga ini bisa menjaga kondusivitas. Buat apa kita rame-rame, jaga kondusivitas lah. Tadi (kemarin, red) juga kita rapim, materi yang dibahas ya di antaranya itu,” tutupnya. (muh)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: