Dinsos Tangani Lansia Misterius

Dinsos Tangani Lansia Misterius

KUNINGAN - Sudah hampir 50 hari ini petugas Dinas Sosial Kabupaten Kuningan dibuat bingung dengan penghuni rumah singgah baru seorang lelaki lanjut usia (lansia) korban kecelakaan titipan Polres Kuningan. Setiap hari lelaki sepuh tersebut hanya bisa berjalan dengan mengesot dan kerap berbicara sendiri. Bahkan saat ditanya namanya selalu dijawab berbeda setiap harinya. \"Karena anggaran dinas sosial (dinsos) banyak dialihkan untuk penanganan Covid-19, maka untuk makan sehari-hari kakek ini ditangani oleh pegawai dinsos. Kadang saya bawakan dari rumah atau giliran dengan pegawai dinsos lain. Tapi sudah hampir 50 hari kami merawat dia, kami belum bisa mengungkap nama ataupun alamat kakek ini untuk kami antarkan pulang,\" ungkap Kabid Rehabilitasi Dinas Sosial Endi Susilawandi kepada Radar, kemarin. Endi menceritakan awal mula lelaki lansia tersebut menghuni salah satu kamar rumah singgah tersebut pada awal Juni lalu. Pihaknya mendapat telepon dari RSUD \'45 Kuningan tentang keberadaan pasien korban kecelakaan yang tidak punya kartu identitas dan sangat butuh bantuan. \"Setelah berkoordinasi dengan Unit Laka Polres Kuningan, ternyata kakek ini benar korban lakalantas di daerah Oleced dengan kondisi patah tulang kaki kanan. Karena tidak ada identitas dan keterangan yang diberikan membingungkan, akhirnya kakek ini dibawa ke dinsos untuk mendapat penanganan sementara,\" ujar Endi. Pihaknya sudah berusaha mengorek informasi tentang identitas dan asal daerah kakek berusia sekitar 65 tahun tersebut agar bisa dipulangkan ke keluarganya. Namun,  selama hampir 50 hari tinggal di dinsos, kakek tersebut selalu menyebutkan nama dan alamat yang berbeda-beda. \"Kadang mengaku namanya Sari, besoknya beda lagi jadi Kurdi dan lain-lain. Sudah hampir 50 hari tinggal di sini, dia menyebutkan 50 nama yang berbeda pula,\" ungkap Endi sambil tertawa. Bahkan, Endi pun pernah membawa kakek tersebut ke dokter spesialis jiwa di RSUD \'45 Kuningan dr Luhur untuk memeriksakan kondisi kejiwaannya. Hasil diagnosa menyatakan kakek tersebut mengalami kepikunan. \"Namun dr Luhur belum bisa memberikan surat keterangan bahwa kakek tersebut menderita penyakit kepikunan, karena harus menjalani perawatan dulu. Surat ini nanti yang akan menjadi bahan rujukan kami membawa kakek misterius ini bisa dimasukkan ke panti lansia di Bandung,\" ujar Endi. Yang fokus dilakukan dinsos sekarang, kata Endi, adalah mengurus kakek misterius ini sebaik-baiknya agar tetap sehat dan kondisi kakinya bisa kembali sembuh. Nanti,  setelah ada hasil dari dokter ortopedi menyatakan sudah pulih maka penanganan akan dilanjutkan ke dokter spesialis kejiwaan untuk mendapat surat keterangan tadi. \"Sambil menunggu, biar kami mengurus kakek ini sebaik-baiknya. Kami sudah menganggap beliau sebagai anggota keluarga kami dan berharap yang kami lakukan ini bisa menjadi ladang amal kami kelak,\" ujar Endi. Terkait ciri-ciri fisik kakek tersebut, Endi mengatakan, mempunyai postur tubuh kurus dan kulit sawo matang dan gigi ompong. Saat berbicara, dia mempunyai logat bahasa betawi namun juga mengerti bahasa Sunda. \"Tidak bisa dipastikan juga dia orang Jakarta atau daerah mana. Namun, barangkali ada masyarakat yang merasa kehilanga anggota keluarganya dengan ciri-ciri fisik seperti itu silakan datang langsung ke kantor dinsos,\" pungkasnya. (fik)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: