Pendaki Gunung Ciremai Masih Sepi
KUNINGAN – Kendati telah dibuka sejak Sabtu (8/8), namun jumlah pendaki Gunung Ciremai masih terlihat sepi. Bahkan di salah satu jalur pendakian wilayah Kabupaten Kuningan, belum ada satu pun pendaki yang hendak naik ke puncak Ciremai melalui pos pendakian tersebut. Petugas yang berjaga di pintu masuk pendakian terlihat santai. Padahal tahun lalu, banyak pendaki yang datang dan naik ke puncak Gunung Ciremai sebelum tanggal 17 Agustus. Tradisi ini sudah berlangsung lama. Pantauan Radar di lapangan, di dua titik jalur pendakian yakni jalur Linggarjati dan jalur Linggasana masih terlihat sepi aktivitas. Bahkan di jalur pendakian Pos Linggasana, belum ada satu pun pendaki yang melintasi akses tersebut. Berbeda dengan jalur pendakian Pos Linggarjati, kurang lebih terdapat 50 pendaki yang melewati akses tersebut. Hanya saja, para pendaki baru didominasi oleh warga dari wilayah Cirebon, Indramayu, Majalengka dan Kuningan (Ciayumajakuning). “Ya sudah dibuka jalur pendakian sejak tanggal 8 Agustus kemarin. Hanya bagi pendaki di luar wilayah III Cirebon seperti Bekasi dan Jakarta, itu harus membawa surat bebas Covid-19 seperti hasil rapid test,” kata Ketua Ranger Pos Pendakian Jalur Linggarjati, Barna saat ditemui awak media, Senin (10/8). Sedangkan bagi pendaki asal wilayah III Cirebon, lanjut Barna, harus melalui cek kesehatan dengan dibuktikan dengan surat kesehatan. Jumlah pendakian sendiri hingga kini terbilang masih sepi. “Ya mungkin karena mereka (pendaki, red) sadar masih adanya wabah Covid-19 ini, sehingga tidak seperti biasanya. Kalau jumlahnya sejak dibuka sampai hari ini sekitar 40 sampai 50 orang,” sebutnya. Dia menjelaskan, para pendaki sementara ini sebagian besar dari wilayah III Cirebon. Sementara dari luar daerah seperti Bandung, Jakarta, Bekasi dan kota-kota lain belum ada. Pihaknya selalu mengingatkan para pendaki untuk mematuhi protokol kesehatan. Harus membawa masker minimal 3 buah. Di pos pendakian juga tersedia tempat cuci tangan dan hand sanitizer. Saat registrasi pendakian, para pendaki harus antre dengan jaga jarak. Termasuk kapling tenda sendiri, pihaknya meminta agar setiap kapling tenda dibatasi hanya diisi dua orang. Jadi setiap pendakian saat mendirikan tenda hanya boleh didiami dua orang saja. “Walaupun ada 6 orang misalnya, jadi tendanya harus bawa 3 buah. Untuk tenda juga harus bawa sendiri, kita beri batas waktu pendakian itu 2 hari 1 malam. Kalau misalnya melewati batas waktu yang ditentukan, maka akan kita jemput ke atas,” tandasnya. Barna menambahkan, kuota per hari khusus Jalur Pendakian Pos Linggarjati hanya 69 orang. Setiap rombongan pendakian minimal harus berjumlah empat orang. “Kita juga batasi untuk satu hari itu kuotanya hanya 69 orang, minimal dalam 1 rombongan ada 4 orang. Kalau hanya datang 2 orang atau 3 orang, kita tidak izinkan untuk naik,” tegasnya. Setiap booking para pendaki wajib mentransfer biaya Rp5 ribu ke kas negara. Selebihnya dibayar saat tiba di Pos Linggarjati, total biaya mencapai Rp50 ribu. “Cek kesehatan di sini juga disediakan. Kita juga siapkan untuk porter biaya Rp800 ribu dengan beban tanggungan seberat 25 kilogram, sedangkan guide biayanya Rp600 ribu untuk penunjuk arah selama pendakian di Gunung Ciremai,” tutupnya. (ags)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: