Perumda Aneka Usaha Siap Naikkan Profit Sharing

Perumda Aneka Usaha Siap Naikkan Profit Sharing

KUNINGAN – Perumda Aneka Usaha (PAU) Kabupaten Kuningan siap untuk bekerjasama dalam memajukan pengembangan Desa Wisata. Misalnya saja terkait pengembangan wisata alam di Desa Paniis maupun Desa Kaduela, Kecamatan Pasawahan. Di kedua desa tersebut, Perumda Aneka Usaha mengelola objek wisata dan menggunakan sistem sharing atau bagi hasil dengan pemdes setempat setiap tahunnya sebesar 5 persen. Untuk kerja sama yang akan datang, direksi PAU menawarkan sharing sebesar 10 persen atau mengalami kenaikan 5 persen. Tak hanya itu, pihak Perumda Aneka Usaha juga menawarkan sejumlah kerja sama yang dinilai saling menguntungkan antara PAU dan Pemdes Paniis serta Kaduela. Salah satunya keterlibatan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) dalam pengelolaan sejumlah kawasan wisata seperti Telaga Remis, Telaga Nilem, Telaga Biru maupun beberapa wisata alam di dua desa tersebut. Bumdes ini mewakili desa, kemudian Perumda Aneka Usaha dan pihak ketiga atau investor. Nantinya, kerja sama ini akan dilegalkan dalam bentuk holding atau anak perusahaan Perumda Aneka Usaha. Direktur Perumda Aneka Usaha Kuningan Dr Nana Sutisna mengatakan, kerja sama yang akan dibangun ke depan dalam pengelolaan wisata alam di Desa Kaduela maupun Paniis betul-betul demi peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat. Agar kerja sama terus berkelanjutan, maka berbagai penawaran saling menguntungkan telah ditawarkan. Bahkan pihaknya sudah tiga kali mengadakan pertemuan dengan Kepala Desa Paniis Raski Baskara dan Kepala Desa Kaduela Toyib. “Misalnya saja pada waktu itu tanggal 13 Mei 2020 saya diundang ke Pendopo, waktu itu ada permintaan dari dua kuwu. Pertama dari Kuwu Kaduela itu untuk pengelolaan Telaga Remis dan Telaga Nilem diminta oleh Bumdes. Kami mencoba menawarkan solusi terbaik agar semua objek wisata yang ada di desa itu terus berkembang,” ungkap Dr Nana kepada Radar di ruang kerjanya, kemarin. Saat itu, lanjut Nana, rapat yang dipimpin Bupati H Acep Purnama juga dihadiri Asda, kepala Bappeda, kepala Disporapar dan sejumlah pihak terkait lainnya. Termasuk hadir pula Kepala Desa Paniis Raski Baskara dan Kepala Desa Kaduela Toyib. “Intinya pembicaraan itu sangat baik, pesan Pak Bupati sederhana yakni silakan dirumuskan bentuk kerja samanya yang saling menguntungkan. Jadi potensi ini dioptimalkan untuk kesejahteraan yakni antara PDAU bersama-sama dengan masyarakat,” kata Nana. Kemudian ada usulan dari Kepala Desa Paniis Raski bahwa ada keinginan tempat pembuangan air itu dibendung sementara. Nantinya akan dijadikan sebagai air dalam kemasan. “Sebetulnya hal itu ditunggu proposalnya untuk pengajuan pendanaan. Apakah ini ke provinsi atau ke yang lain, kemudian waktu itu Pak Kuwu Raski ingin adanya jalan alternatif. Jadi, Pak Kuwu Raski akan membangun jalan alternatif. Nah di sini ada semacam penggunaan alat berat,” jelas Nana, kemarin (9/9). Setelah itu pada tanggal 14 Mei 2020, dirinya sengaja datang ke Desa Kaduela untuk melakukan rapat pertemuan. Hal itu dilakukan sebagai bentuk tindak lanjut dari pertemuan pada tanggal 13 Mei 2020 di Pendopo Kuningan. “Pak Kuwu Kaduela dan Pak Kuwu Paniis juga hadir dalam pertemuan itu, kemudian ada perwakilan BUMDes, BPD dan tokoh masyarakat setempat lengkap hadir semua. Termasuk salah seorang pengusaha air yakni Pak Agus,” imbuhnya. Dalam pertemuan itu, Nana menyatakan jika telah melahirkan berita acara kaitan dengan pembahasan soal penawaran kerjasama pengelolaan wisata alam. “Namun begitu saya dalam perjalanan pulang, Pak Kuwu Raski telepon kalau hal yang sudah dibahas dalam rapat pertemuan minta ditunda dulu. Ya sudah kalau begitu ditunda dulu, padahal saya sudah menawarkan yang terbaik. Di sini kita sudah ada perjanjian kerja sama yang kaitannya itu dengan profit sharing,” bebernya. Profit sharing yang diberikan itu, sambung dia, sebesar lima persen. Namun kemudian, pihak kades Paniis berkirim surat agar angka profit sharing dinaikkan. “Ya sudah nggak apa-apa, nanti akan diberi kenaikan menjadi 10 persen. Karena apa? Karena ini itikad baik kita. Sudah begitu, untuk finalisasi itu diadakan workshop pada 10 Juni 2020,” jelasnya. Workshop saat itu dihadiri langsung Asda II Setda Kuningan Dr Deni Hamdani MSi. Hadir pula kadishub, kadisporapar, unsur kecamatan hingga desa dan Bumdes. “Dalam workshop itu kita menyampaikan bagaimana prosedurnya kita mau membangun yang namanya pembangunan kawasan pariwisata terpadu di Pasawahan. Ini akan optimalisasi terminal, mobil-mobil besar parkir dan akan menjadi showroom industrinya masyarakat, handycraft-nya masyarakat termasuk makanan olahan masyarakat,” sebutnya. Setelah mobil-mobil besar berada di terminal wisata, Ia menjelaskan, nanti akan ada mobil-mobil kecil untuk mengantarkan wisatawan ke sejumlah titik objek wisata. “Nah di sini yang paling penting adalah dibangun yang namanya karcis terusan. Jadi sekarang ini, kalau masuk ke Telaga Remis atau Telaga Nilem, itu ada Telaga Biru dulu. Kalau saya konsepnya jika sudah dibuka terminal pariwisata, maka ini akan terjadi karcis terusan. Misalnya dalam satu kawasan wisata itu karcis masuk Rp15 ribu, nah kalau saya nanti setiap pengunjung diminta Rp75 ribu, jadi nanti boleh kalau masuk ke semua objek wisata yang ada di situ mau Batu Bintang, Ciceureum, Telaga Nilem, Telaga Biru, Telaga Remis itu boleh,” papar Nana. Selanjutnya, dia menyampaikan beberapa poin. Pertama yakni kaitan dengan organisasi pelaksana, bahwa organisasi pelaksana itu akan menjadi anak usaha dari Perumda Aneka Usaha baik di Desa Kaduela maupun Desa Paniis. “Di mana nanti kepemilikan itu oleh PDAU, Bumdes dan investor. Selain itu, jika sebelumnya ada pemberitaan kaitan dengan kerja sama yang tidak akan diperpanjang lagi, hal itu justru keliru. Sebenarnya itu keliru, sebab sudah dibicarakan,” tutupnya. (ags)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: