Bahas Pengelolaan Sumber Daya Air
KUNINGAN–Pemerintah daerah melakukan pembahasan dan diskusi bersama sejumlah pihak mengenai pengelolaan sumber daya air. Pembahasan ini dikemas dalam agenda Sidang ke-3 Tim Koordinasi Pengeloaan Sumber Daya Air (TKPSDA) Wilayah Sungai Citanduy di Hotel Horison Tirta Sanita Kuningan, Jumat (16/10). Dalam kesempatan itu, hadir Wakil Bupati HM Ridho Suganda SH MSi, Ketua Harian TKPSDA pada Dinas Sumber Daya Alam Jabar Diki Ahmad, Kepala PUTR HM Ridwan Setiawan MH MSi dan Kepala Bappeda Jateng Yuli Narito. Sidang yang berlangsung selama dua hari ini diikuti sebanyak 40 peserta dari perwakilan pemerintah pusat, provinsi, kabupaten maupun unsur non pemerintahan yang aktif di berbagai kegiatan pemberdayaan masyarakat dan konservasi lingkungan di wilayah Sungai Citanduy. Wakil Bupati HM Ridho Suganda dalam keterangan persnya, menyampaikan terima kasih atas kepercayaan dengan ditunjuknya Kuningan sebagai tuan rumah Sidang ke-3 TKSDA wilayah Sungai Citanduy. “Saya ucapkan selamat datang di Kabupaten Kuningan. Saya harap melalui sidang ini, akan ada sumbangsih pemikiran bagi kami dan SKPD di Kabupaten Kuningan dalam merumuskan, merencanakan dan melaksanakan kegiatan-kegiatan yang terkait dengan apa yang kita laksanakan pada hari ini,” ujar wabup. Menurutnya, permasalahan air yang semakin kompleks menuntut agar pengeloaan sumber daya air dilakukan secara tepat, sehingga menunjang kehidupan masyarakat. Pengelolaan sumber daya air harus dilaksanakan dengan memperhatikan keserasian antara konservasi dan pendayagunaan, antara hulu dan hilir, antara pemanfaatan air permukaan dan air tanah serta antara pemenuhan kepentingan jangka pendek dan kepentingan jangka panjang. “Kabupaten Kuningan telah mencanangkan diri sebagai Kabupaten Konservasi, hal itu karena Kuningan sebagai kabupaten penyangga bagi kabupaten/kota di sekitarnya terutama dalam hal pasokan air,” katanya. Oleh karena itu, Wabup Edo menegaskan, bahwa pengelolaan sumber daya air sangatlah penting. Sebab air merupakan kebutuhan pokok yang sangat vital dalam kehidupan. “Namun dalam pengelolaannya harus memperhatikan keserasian antara konservasi, agar kelestarian lingkungan tetap terjaga. Semoga adanya ruang diskusi ini dapat menghasilkan sebuah inovasi dan kebijakan yang akan memberikan manfaat besar bagi masyarakat. Kemudian pengelolaan sumber daya air secara baik akan berdampak pada perekonomian dan juga pada sistem yang lain,” tegas dia. Sementara itu, Ketua Harian TKPSDA Diki Ahmad mengatakan, tugas TKPSDA bukan hanya membahas dan merekomendasikan pola pengelolaan sumber daya air. Namun masih banyak hal yang ditugaskan berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku. Bahkan umumnya bukan hal mudah karena di dalam pelaksanaan akan dijumpai berbagai masalah dalam pelaksanaan di lapangan. “Contohnya dalam masalah pembagian air yaitu antara kebutuhan air irigasi dengan penyediaan air baku. Pada saat musim kemarau, antara penyediaan air dan kebutuhan tidak mencukupi, hal ini akan menjadi rawan konflik,” tandasnya. Kunci dari penyelesaian masalah itu adalah alokasi air yang optimal yang diputuskan secara musyawarah mufakat dalam sidang-sidang TKPSDA. “Tetapi apabila kita lakukan bersama, kita rumuskan secara berkoordinasi dan bersama-sama, kita percaya bahwa dengan adanya jiwa dan semangat gotong royong, kiranya semua ini insya Allah akan selalu ada jalan keluarnya,” ungkap Diki di hadapan peserta yang hadir. Terbentuknya TKPSDA ini, lanjut Diki, diharapkan menjadi ruang untuk bersama-sama semua anggota TKPSDA maupun yang lain, menemukan solusi dan kesepakatan dalam mengatasi berbagai persoalan yang berkaitan dengan sumber daya air. “Semoga dengan terbentuknya TKPSDA ini, segala persoalan yang berkaitan dengan pengelolaan sumber daya air di wilayah Sungai Citanduy dapat dibahas, dan dapat membawa kesejahteraan bagi masyarakat yang berada di lingkup wilayah Sungai Citanduy,” pungkasnya. (ags)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: