Dinas LH Ngawangkong Bank Sampah dan Kebun Pepeling

Dinas LH Ngawangkong Bank Sampah dan Kebun Pepeling

KUNINGAN-Meski pandemi Covid-19 belum berakhir, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Kuningan tetap melakukan aktivitas seperti biasa. Salah satu aktivitasnya yakni mengadakan ngawangkong bertajuk “Mendukung Kuningan Lestari dengan Kebun Pepeling dan Bank Sampah,” di Desa Rajawetan Kecamatan Pancalang, akhir Ramadan lalu.

Acara ngawangkong dihadiri Kepala Dinas Lingkungan Hidup Wawan Setiawan SHut MT, Kabid Pengelolaan Persampahan Ben Setiawan, Kabid TKL Muhammad Sopyan, Direktur Pemasaran Bank Kuningan Arif Komara, Kepala Desa Rajawetan Dedi M Ruslan, Plt Kepala Desa Tenjolayar Kecamatan Pancalang Opik Rustandi, serta aparatur desa dan sejumlah warga. Kegiatan ini pun berlangsung sesuai protokol kesehatan (prokes) Covid-19.

Menurut Kadis LH Wawan Setiawan, acara ngawangkong merupakan kegiatan selama bulan Ramadan saja. Bukan bersifat permanen tapi temporer. Kegiatan tersebut, dilaksanakan lebih santai setelah berbuka puasa dan tempatnya terbuka. Yang dibicarakan merupakan program yang akan dilaksanakan ke depan, juga sharing dengan pemerintah desa setempat.

“Kita menyampaikan kepada kepala desa, ada program pengantin peduli lingkungan (Pepeling) juga Bank Sampah sesuai surat edaran (SE) Bupati Kuningan tentang Pembentukan Sekolah Adiwiyata dan Bank Sampah Desa/Kelurahan. Kita merencanakan realisasi kegiatan itu melalui sosialisasi pasca Lebaran,” terang Wawan, kemarin (16/5).

Menariknya, kata Wawan, program Pepeling itu harus koordinasi dengan pihak desa. Karena berkaitan dengan lahan yang harus disediakan. Tujuannya untuk menanami pohon yang diserahkan para pengantin. Selama ini pihaknya pun kesulitan dengan lahan. Sebab Dinas Lingkungan Hidup tidak memiliki lahan untuk itu.

“Program Pepeling itu sederhana. Kalau ada lahan satu hektare saja yang disiapkan pihak kecamatan melalui desa, sudah cukup. Lahan itu nantinya akan ditanami pohon sejenis. Misalnya pohon mangga, alpukat atau duren sesuai unsur hara tanahnya. Supaya clear and clean, pihak desa membuat surat keterangan yang diketahui pihak kecamatan. Bahwa lahannya ada yang diperuntukan kebun Pepeling,” ungkapnya.

Pohon sejenis tersebut, kata Wawan, yakni setiap calon pengantin untuk satu tahun harus memberikan pohon yang sama. Nantinya akan menjadi ciri khas kecamatan atau desa setempat.

Misalnya, wilayah Pancalang cocok dengan tanaman mangga, maka yang ditanam mangga semua. Apabila di Kecamatan Cidahu, cocoknya alpukat. Maka daerah itu akan diarahkan menanam alpukat.

“Ciri khas ini yang ingin dikedepankan sesuai potensi desa masing-masing. Selain itu, di area Pepeling harus terintegrasi dengan pengolahan sampah. Tujuannya supaya sampah di wilayah itu berkurang secara signifikan. Jadi, kita melakukan kolaborasi program. Supaya hasilnya lebih maksimal. Nantinya bisa jadi potensi ekonomi desa,” jelas Wawan.

Program tersebut disambut baik Kepala Desa Rajawetan Dedi M Ruslan. Pihaknya mendukung upaya realisasi program Dinas Lingkungan Hidup. Pihaknya pun sudah menyiapkan lahan bengkok seluas satu hektare lebih untuk dijadikan Kebun Pepeling dan Pengolahan Sampah berbasis Bank Sampah.

“Saya secara pribadi maupun atas nama pemerintah desa menyambut baik program dari Dinas Lingkungan Hidup, untuk program Kebun Pepeling dan Bank Sampah. Ada lahan lebih dari satu hektar untuk dipergunakan. Kita siap membuat surat keterangan peruntukannya. Sebab potensi desa bisa tergali dengan baik,” ungkapnya. (muh)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: