Pabrik Tenun Bojong, Bangunan Bersejarah yang Kini Rata dengan Tanah

Pabrik Tenun Bojong, Bangunan Bersejarah yang Kini Rata dengan Tanah

Pabrik Tenun Desa Bojong, Kecamatan Cilimus, Kabupaten Kuningan. -Yuda Sanjaya-Radarkuningan.com

Radarkuningan.com, KUNINGAN - Pabrik Tenun Desa Bojong, Kecamatan Cilimus, Kabupaten Kuningan, kini terbengkalai dan nyaris tidak bersisa.

Bangunan Pabrik Tenun Bojong, Kabupaten Kuningan, kini sudah tidak beratap. Bahkan hanya menyisakan sisa dinding dan fondasi. Kondisi yang tentunya sangat disayangkan.

Bahkan di tengah masyarakat tersiar kabar bahwa Pabrik Tenun Bojong, Kuningan itu, akan dijual pemiliknya seharga Rp40 miliar. Namun, informasi ini belum benar-benar terkonfirmasi.

Warga di Desa Bojong, Kecamatan Cilimus, Kabupaten Kuningan bahkan tidak ada yang tahu persis kapan bangunan tersebut didirikan. Juga siapa pemiliknya.

BACA JUGA:Airlangga: KIB Kompak Kawal Program Pemerintahan Jokowi di Kabinet

Termasuk untuk warga yang berusia 50 tahunan ke atas. Mereka hanya tahu bahwa pabrik tenun tersebut sudah ada di era Pemerintah Kolonial Belanda. Juga sudah ada di masa penjajahan Jepang.

Kebanyakan, warga di Desa Bojong khususnya yang tinggal dekat balai desa, memiliki kenangan tersendiri di halaman gedung yang diperkirakan luasnya 1 hektare itu.

Warga ketika itu, memang kerap memanfaatkan lapangan rumput untuk sekadar bermain bola. Sesekali ada pengangkutan air untuk salah satu perusahaan minuman.

Sepengetahuan warga, di bangunan tersebut ada mata air yang cukup besar debitnya. Selain diambil oleh perusahaan minuman, juga dimanfaatkan untuk air bersih oleh warga dengan mengalirkan melalui pipa.

BACA JUGA:Yamaha Gear 125 Jadi Incaran Pengunjung Jakarta Fair Kemayoran 2022

Dalam tulisan di blog pribadi miliknya, Teddy Kholiludin menuliskan, Pabrik Tenun Desa Bojong, Kabupaten Kuningan, adalah bangunan yang sangat familiar.

Meski tak semua paham sejarah bangunan itu, tapi orang seantero Bojong mestilah mengetahuinya.

Sebab, tempatnya di pinggir jalan utama yang menghubungkan Kuningan dengan Cirebon dan Ciamis.

"Entah siapa pemilik sah bangunan tersebut sekarang. Penduduk yang ada di sekitar pabrik itu hanya tahu kalau di dalamnya ada sumber mata air yang sangat jernih," tulis Teddy.

BACA JUGA:Wisata Kuningan Terbaru 2022, 5 Rekomendasi Tempat yang Bisa Dikunjungi

Menurutnya, dulu tak kurang dari 5 tanki per hari mengangkut air tersebut untuk kemudian diproduksi menjadi minuman dalam botol.

Kalau dilihat dari bangunannya, tak dapat disangkal lagi kalau pabrik tenun itu dibangun pada zaman Belanda.

Parada Harahap, wartawan Tjaja Timur menggambarkan pabrik itu ada di tempat di mana hawanya nyaman, udanya sejuk, musim kering, airnya bagus, dan pemandangan dalam pabriknya sungguh menyenangkan hati.

Sampai sekarang, tempat itu memang masih sangat jernih airnya, udaranya pun sejuk, serta menjadi sumber rezeki bagi pengusaha minuman itu.

BACA JUGA:Roy Suryo akan Dilaporkan Dharmapala Nusantara, Imbas Meme di Twitter

Konon, cerita sesepuh, di zaman Jepang, sebelum masuk jam kerja, para buruh pabrik terlebih dahulu apel pagi. Saat Jepang berkuasa, mereka diwajibkan hapal lagu Kimigayo.

Sayangnya, selain tidak diketahui siapa pemiliknya, kini bangunan Pabrik Tenun Bojong itu, sungguh merana. Letaknya di jalan utama Cirebon menuju Kuningan, tak menjamin mendapatkan perhatian.

Padahal, nilai sejarah gedung ini seharusnya dapat digali. Mengingat bangunan yang diduga cagar budaya itu, adalah aset tersendiri.

Pantauan di lokasi, bangunan tersebut kini hanya tersisa dinding dan sebagian gerbang. Terlihat dari kejauhan ada sebuah bangunan mirip musala di dalam.

BACA JUGA:Roy Suryo akan Dilaporkan Dharmapala Nusantara, Imbas Meme di Twitter

Dari luar, denah bangunan yang sudah runtuh itu dapat terlihat dengan jelas. Seluruh bangunan Pabrik Tenun itu, sudah tidak beratap. (yud)

BACA JUGA:HMI Minta BUMD Kuningan untuk Berbenah dan Optimalkan PAD

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: