Batu Lingga Gunung Ciremai, Hilang Misterius Tahun 2000

Batu Lingga Gunung Ciremai, Hilang Misterius Tahun 2000

Situs Batu Lingga di Gunung Ciremai, memiliki hubungan dengan sejarah Desa Linggarjati, Kabupaten Kuningan. -BTNBC-Radarkuningan.com

Radarkuningan.com, KUNINGAN - Batu Lingga di Gunung Ciremai dikabarkan hilang secara misterius sekitar tahun 2000. Belum diketahui secara persis peristiwa ini.

Mereka yang mengetahui Batu Lingga di Jalur Pendakian Linggarjati Gunung Ciremai menyebut, ukurannya sangat besar. Sehingga mustahil dipindahkan.

Namun, sejak tahun 2000-an Batu Lingga hilang dari Gunung Ciremai. Beragam cerita pun menyertai. Termasuk kisah yang menyebut bahwa batu tersebut pindah ke Gunung Slamet.

Di kalangan masyarakat, memang ada cerita turun temurun. Bahwa Gunung Slamet di Jawa Tengah dengan Gunung Ciremai adalah berpasangan. 

BACA JUGA:Olike Indonesia Helat Gathering Dealer Nasional untuk Mitra Seluruh Indonesia

Dalam cerita turun temurun itu, dikisahkan bahwa Gunung Slamet dan Gunung Ciremai seperti suami dan istri. Di mana keduanya saling berhubungan.

Barangkali, cerita ini muncul karena dua gunung ini, posisinya memang berhadapan. Bahkan bila berada di puncak Ciremai, bisa terlihat Gunung Slamet.

Karenanya, ketika Batu Lingga disebut hilang, beredar cerita di masyarakat bahwa benda tersebut pindah ke Gunung Slamet. Tentu saja, cerita ini sulit dibuktikan.

Seperti diketahui, situs batu ini terdapat pada ketinggian 2.200 MDPL, dan memiliki kisah dengan Sunan Gunung Jati ketika bermunajat.

BACA JUGA:Uji Coba Pendaftaran Transaksi Pertalite dan Solar bagi Pengguna Terdaftar, Berlaku di 4 Wilayah Ini di Jabar

Batu Lingga yang berada di Gunung Ciremai, sekilas memang seperti tumpukan batu biasa. Namun, ada kisah terkait Sunan Gunung Jati yang disebut bermunajat dan duduk di situ.

Selain itu, Batu Lingga di Gunung Ciremai juga memiliki kisah legenda Nyi Linggi, yang berusaha mencari kesaktian kanuragan tetapi justru meninggal dunia.

Kisah-kisah mengenai Batu Lingga di jalur pendakian Gunung Ciremai hingga kini masih diceritakan secara turun temurun. Termasuk mengenai kisah Syekh Syarief Hidayatullah.

Peristiwa itu, terjadi sekitar tahun 1521-1530. Waktu itu, Sunan Gunung Jati sedang tadzabur alam di Gunung Ciremai. Di saat bersamaan, dia juga memikirkan mengenai peperangan melawan Portugis.

BACA JUGA:Damkar Kuningan Evakuasi Kukang Nyasar ke Pemukiman Warga

Sunan Gunung Jati kemudian bermunajat kepada Allah SWT di Batu Lingga yang berada di Gunung Ciremai. Dalam doanya, Syekh Syarief Hidayatullah memohon petunjuk dan jalan keluar dari peperangan itu.

Posisi Batu Lingga sendiri dapat dijangkau dari jalur pendakian Linggajati, Desa Linggajati, Cilimus, Kuningan, Jawa Barat.

Di lokasi ini, terdapat Transit Camp Batu Lingga. Di sana teronggok sebuah batu yang dipagari dahan kayu. Itulah Batu Lingga, demikian para Ranger dan masyarakat setempat menyebutnya.

"Sebenarnya Batu Lingga itu besar. Namun pada medio 2000an batu tersebut raib. Entah ke mana," kata Ranger Linggajati, Kang Ewer, seperti dilansir dari unggahan BTNGC.

BACA JUGA:Menko Airlangga Beber Skenario Presidensi G20 Indonesia Mendukung Pemulihan Ekonomi Global

Menurutnya, beberapa tahun lalu Ranger berinisiatif menyusun kembali Batu Lingga sebagai pertanda cerita dan legenda gunung Ciremai.

Konon, Batu Lingga erat kaitannya dengan Sunan Gunung Jati, salah satu Wali Songo dari Kasultanan Cirebon.

"Kanjeng Sunan bermunajat kepada Gusti Alloh di tempat ini untuk mencari jalan keluar dalam menghadapi peperangan melawan penjajah Portugis," katanya.

Menurut penuturan versi cerita lain, area Batu Lingga diyakini sebagai jalan yang dapat tembus ke kawah ganda. Pasalnya, ketinggian tempat Batu Lingga dipercaya sejajar dengan dasar kawah gunung Ciremai.

BACA JUGA:Berjuang Melawan Sakit, Coldenhoff Dan Seewer Raih Peringkat Lima Dan Sembilan Di MXGP Seri Indonesia

"Memang begitu ceritanya. Tapi kita mesti melihat dengan mata batin," tuturnya.

Konon, setelah Sunan Gunung Jati tidak berada di Batu Lingga, Nyi Linggi datang ke tempat tersebut. Ia hendak menggantikan sang Sunan.

Di sana ia ditemani dua ekor macan tutul kesayangannya. Tujuan dari tapanya untuk mendapatkan ilmu kedigdayaan.

Namun dikisahkan, Nyi Linggi kemudian mengalami kegagalan dalam tapa brata sehingga tidak mendapatkan ilmu yang diinginkannya.

BACA JUGA:Shin Tae Yong Hadapi Bima Sakti di Piala Asia 1996, Ternyata Tidak Sadar

Lalu, Nyi Linggi meninggal dunia. Sedangkan dua ekor macan tutul kesayangannya raib. Konon, pada waktu tertentu, Nyi Linggi terkadang menampakan dirinya.

Terlepas dari benar atau tidak cerita tadi. Tapi satu hal yang perlu diingat, bercerita atau mendongeng merupakan budaya yang patut dilestarikan.

Karena dalam cerita rakyat banyak pelajaran yang bisa diambil. Juga terselip pesan-pesan kearifan lokal dan bagaimana menjaga diri.

Demikian kisah Batu Lingga di Gunung Ciremai, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. (yud)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: