Waspada! Hingga Maret 2023, Kuningan Diprediksi Terjadi Bencana Longsor dan Banjir
Bupati Kuningan, Acep Purnama melakukan apel siaga bencana hidrometeorologi seperti longsor dan banjir yang diprediksi terjadi hingga Bulan Maret 2023 mendatang.-Ist-Radar Kuningan
KUNINGAN, RADAR KUNINGAN.COM - Masyarakat Kabupaten KUNINGAN dihimbau untuk waspada terhadap potensi bencana longsor dan banjir.
Prediksi bencana hidrometeorologi yang mungkin terjadi pada musim penghujan tahun ini, diprediksi akan berlangsung hingga bulan Maret 2023 mendatang.
Waspada bencana longsor dan banjir disampaikan Bupati Kuningan Acep Purnama saat memimpin kegiatan apel Kesiapsiagaan bencana hidrometeorologi di Lapangan Pandapa Paramarta Kabupaten Kuningan, Selasa 1 November 2022.
Bupati mengatakan, keberadaan wilayah Kabupaten Kuningan yang memiliki kontur tanah berbukit dan banyak terdapat aliran sungai besar sangat rawan terjadi bencana hidrometeorologi.
BACA JUGA:Soal Jalan Lingkar Timur-Selatan, Bupati: Kalau Tidak Paham, Jangan Berkomentar
BACA JUGA:Anto Riyanto Calon Kuat Plt Direktur Tirta Kamuning, Bupati Tunda Penetapan
Bencana hidrometeorologi sering menimpa wilayah Kuningan seperti tanah longsor, pergerakan tanah, banjir hingga angin kencang.
"Berdasarkan hasil citra satelit Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi awal musim hujan diperkirakan berkisar antara bulan September hingga November 2022 dan puncaknya antara bulan Desember hingga Maret 2023," kata Bupati Kuningan.
Bupati Acep mengingatkan, Kabupaten Kuningan memiliki potensi bencana tanah longsor dan pergerakan tanah yang cukup tinggi, serta memiliki beberapa aliran sungai yang mungkin mengakibatkan bencana banjir.
"Maka kita dituntut untuk selalu waspada," jelas Acep.
BACA JUGA:Sudah Satu Tahun Lebih, Raperda Pondok Pesantren dan Ketahanan Pangan Batal Disahkan DPRD Kuningan
BACA JUGA:Pemuda asal Garawangi Diringkus, Dugaan Pelaku Begal Motor dan Pencabulan
Bupati melanjutkan, sebagaimana amanat presiden dalam acara GPDRR (Global Platform For Disaster Risk Reduction) Tahun 2022 di Bali, menginstruksikan untuk memperkuat budaya dan kelembagaan siaga bencana yang antisipatif, responsif dan adaptif dalam menghadapi bencana.
Komitmen bersama untuk mengimplementasikan kesepakatan global di tingkat nasional sampai tingkat lokal, meningkatkan kesadaran edukasi kesiapsiagaan melalui pembentukan desa tangguh bencana (Destana).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: