Taraju, Desa Pandai Besi Tertua di Kuningan, Ini 4 Adat yang Jadi Pantangan

Taraju, Desa Pandai Besi Tertua di Kuningan, Ini 4 Adat yang Jadi Pantangan

Desa Taraju, Kecamatan Sindang Agung, Kabupaten Kuningan. (Tangkapan layar)--

KUNINGAN, RADARKUNINGAN.COM- Jika di Jawa Tengah dan Jawa Timur ada ahli pembuat keris yang disebut Empu, di Kabupaten Kuningan juga ada desa pembuat perkakas dari besi atau lebih dikenal dengan sebutan pandai besi. Namanya Desa Taraju, Kecamatan Sindang Agung, Kuningan. 

Letak desa ini tak terlalu jauh dari pusat ibukota kabupaten. Taraju termasuk salah satu desa tertua di Kabupaten Kuningan. Lokasinya tak jauh dari jalan provinsi, Jalaksana-Ciawigebang.
 
Desa Taraju sekarang ini tak hanya dikenal sebagai desa pandai besi namun juga sentra produksi bawang goreng yang sudah termasyur kemana mana. Kehidupan ekonomi warganya juga cukup makmur.
 
 
Sejarah Desa Taraju tidak terlepas dari Kerajaan Sunan Gunung Jati dan Keraton Kanoman, Cirebon. Berdasarkan cerita sejarah warga setempat yang turun temurun, sejarah desa ini dimulai dari abad ke 18.
 
Saat itu, di kampung yang sekarang bernama Taraju kedatangan seorang pangeran dari Keraton Kanoman yang sedang menyamar.
 
Konon katanya sang pangeran itu bernama Empu Samandullah. Empu Samandullah sudah membuat beberapa yang dipesan Kadipaten dan para raja.
 
 
Selain membuat benda pusaka, Empu Samandullah juga ahli pembuat perkakas dari besi (pandai besi). Hingga seluruh warga di kampung ini belajar membuat perkakas dari besi.
 
Sebenarnya kedatangan sang pangeran ke Taraju bukan hanya ingin membuat perkakas saja. Namun juga mempunyai misi lain. Yakni melakukan perlawanan terhadap penjajah Belanda.
 
Tapi rencana itu akhirnya tercium Belanda. Empu Samandullah diancam Belanda akan diasingkan ke Ambon, Maluku 
 
Tetapi Ki Samandullah mengajukan permintaan atau persyaratan supaya jika dia akan dibuang ke Ambon, Ki Samandullah ingin bertemu dulu dengan keluarganya yang ada di Desa Taraju. Ki Samandullah bercerita ke keluarganya, kalau sesungguhnya yang  akan dibuang bukan dia, tetapi sebenarnya Ki Samandullah akan berada di Tanah Suci Mekkah.
 
 
Arti dari nama Taraju sendiri dalam bahasa sunda yang halus artinya adalah tak-tak (bahu). Taraju mempunyai arti dari timbangan emas. Desa Taraju juga disebut desa tua.
 
Sebab, kalau ada orang yang sombong dengan ilmu lahir dan batinnya datang ke Taraju, seperti dukun, paranormal biasanya tidak lama kemudian dia akan sial atau pupus.
 
Nama Taraju itu adalah nama pemberian dari sunan Gunung Jati, saat menimbang-nimbang tarajukan perjalanan. Ada beberapa adat desa yang sampai saat ini masih dipegang oleh warganya.
 
 
Berikut 4 adat istiadat di Desa Taraju yang pantang dilanggar. 
 
1. Tidak boleh membawa jenazah ke alun-alun (lapangan kecil desa), takut nantinya banyak yang pupus atau meninggal.
 
2. Tidak boleh sunatan dua anak sekaligus, takut salah satu anaknya meninggal.
 
3  Tidak boleh sunatan dibarengi dengan pernikahan, takut ada yang sial salah satunya.
 
4. Kalau ada anak lahir di bulan safar (penanggalan hijriah dan jawa), harus ditimbang berat badannya dan harus diadakan acara syukuran. (Agus/berbagai sumber)
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: